Zaenal Mustofa – SUAKA UIN Bandung
Gemuruh sorak sorai beserta tepuk tangan meriah itu terdengar gaduh di dalam aula UIN Sunan Gunung Djati, Bandun gpada hari Sabtu (22/10). Sambutan meriah itu tercipta lantaran nama “Dedi Sulaeman, M.Pd” dinobatkan sebagaii dosen favorit (Male) dalam acara tahunan BSI Award. Dosen yang hobi tafakur dan jalan-jalan ini mengaku biasa saja menerima penghargaan ini.
“Sepertinya biasa saja. Pemilihan ini diadakan satu tahun sekali. Kebetulan tahun ini saya yang menang. Jadi ini tidak absolut. Mungkin tahun depan bukan saya,” katanya mengawali pembicaraan.
Ditanya mengenai sistem pengajaran yang diterapkan, dosen yang sedang menjalani studi Master ini hanya tersenyum dan berkata, “Sistemnya saya kira biasa saja. Tak ada yang special. Yang jelas, saya merasa bahwa buku-buku bacaan saya, perkuliahan saya sebelumnya serta keinginan saya untuk membuat mahasiswa kita (generasi Islam yang kokoh) memiliki pengetahuan yang luas, keterampilan yang piawai, kreatifitas yang tinggi dan tetap santun (shaleh terhadap diri dan sosial).”
Suara-suara pun berdatangan dari mahasiswa yang memilih Dedi Sulaeman, salah satunya Robi Darwis. Mahasiswa BSI semester tiga ini mengaku bangga pada sosoknya, “Bahasa yang dipake beliau pake ketika mengajar enak, gak berbelit-beli, dan sangat mudah dicerna. Beliau juga komunikatif dan ga kaku,” tutur mahasiswa asal Cimahi ini.
Lain Robi, lain pula Rika Mudrikah. Mahasiswi yang akrab dipanggil Ika ini malah menjawab dengan diiringi tawa,”Beliau itu asik, ganteng, imut, lucu. Pokoknya seru ngajarnya.”
Bagi Dedi, menjadi dosen favorit itu bukan hal yang special. “Saya kira, tidak ada sesuatu yang luar biasa setelah dinobatkan menjadi dosen tervaforit. Mau jadi favorit ataupun tidak, setiap dosen harus menjalankan kewajibannya dengan baik,” ucap dosen yang pernah studi di Ohio University ini. []