Yulia Vita Ramayona – Suara Kampus IAIN Imam Bonjol Padang
PADANG,KabarKampus—Kembali terjadi kekerasan dilakukan pihak kepolisian. Kali ini tindakan anarkis terhadap masyarakat Pasaman Barat.
Kekerasan terjadi terkait persengketaan tanah pihak perkebunan sawit PT. Permata Hijau Pasaman (PHP) II, Sasak, Pasaman Barat dengan warga. Kekerasan yang dilakukan pihak kepolisian menimbulkan banyak kekecewaan dari berbagai pihak. Diantaranya dari Ikatan Mahasiswa Pasaman Barat (IMAPASBAR) IAIN Imam Bonjol Padang.
Sadisnya, korban telah mencapai 50 orang. Diantaranya ada yang patah tulang, patah gigi dan luka-luka. “Melihat kondisi Pasaman Barat saat ini, membuat hati teriris dan sedih,” ujar Madrin, Ketua IMAPASBAR saat diwawancarai via telepon, Kamis (10/11).
Madrin juga menambahkan, untuk tindakan dari pihaknya belum dapat dipastikan karena masih dirapatkan oleh segenap anggota Imapasbar.
“Kita siap mencari solusi dari inseden ini,” tambahnya.
Dalam menyelesaikan sengketa tanah tersebut Polda Sumatera Barat mengirimkan dua peleton Sabhara. Tidak saja personel Sabhara, dua peleton Brimob juga dipersiapkan guna memback-up aparat kepolisian setempat, agar kerusuhan tidak menyebar ke tempat lainnya.
Seperti dikutip Harian Singgalang, Kapolda Sumbar Brigjen Wahyu Indra Pramugari, didampingi Kabid Humas AKBP Kawedar, Rabu (9/11) mengatakan pihaknya mengirimkan dua Peleton Sabhara dan Brimob ke Jorong Maligi, Sasak, Pasaman Barat.
Terkait dengan hal ini, PBHI (Perhimpunan Bantuan Hukum dan HAM Indonesia) wilayah sumatera barat sudah mengecam pihak kepolisian agar tidak mengambil tindakan yang bersifat membela satu pihak saja.
“Pertanyaan yang mesti dijawab, berapa banyak polisi mendapat bayaran dari pihak PT. PHP?,” ujar Khairul Fahmi, Ketua Umum PHBI Padang saat dihubungi via seluler, Kamis (10/11).
“Jika masih terjadi kericuhan seperti ini di Pasbar, PBHI akan mengambil sikap aktif dalam waktu dekat ini,” kata Dosen Fakultas Syari’ah ini.[]