More

    Unpar Gelar Simulasi Diplomasi Penanganan Bencana Alam

    Adima

    Seorang peserta menyatakan pendapatnya dalam Short Diplomatic Course bagi 200 mahasiswa jurusan Hubungan Internasional dari 28 perguruan tinggi di Gedung Merdeka, Bandung (21/11). Acara yang diselenggarakan oleh Universitas Katolik Parahyangan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Pertemuan Nasional Mahasiswa Hubungan Internasional se-Indonesia XXIII mulai tanggal 19-23 November 2011. FOTO : ADIMA

     

    BANDUNG,KabarKampus—Delegasi India meminta agar peserta Sidang Umum Persatuan Bangsa-Bangsa memperkuat jaringan lokal di masing-masing negara dalam penanganan bencana alam. Ide tersebut didukung oleh delegasi Uni Emirat Arab.

    - Advertisement -

    Delegasi dari Tuvalu sepakat dengan ide India. Namun dia tetap meminta agar negara-negara maju ikut membantu negara kecil lainnya yang tidak atau kekurangan sumber daya manusia dalam menangani bencana alam. Tuvalu adalah sebuah negara kepulauan yang terletak di antara Hawaii dan Australia di Samudra Pasifik.

    Mereka sangat berkepentingan mendapatkan komitmen dari negara-negara maju dalam penanganan bencana. Titik tertinggi di antara 114 pulau yang membentuk negara ini hanya setinggi lima meter di atas permukaan laut. Ancaman pemanasan global sangat jelas di hadapan delegasi Tuvalu.

    Demikian situasi yang tergambarkan dari Short Diplomatic Course bagi 200 mahasiswa jurusan Hubungan INternasional dari 28 perguruan tinggi di Gedung Merdeka, Bandung, Senin (21/11). Acara itu merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Pertemuan Nasional Mahasiswa Hubungan Internasional se-Indonesia XXIII yang diselenggarakan oleh Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) dari tanggal 19-23 November 2011.

    Dalam acara yang mengambil tema Maintaining Sustainable Efforts for Disaster Management: Bringing Frameworks into Actions itu masing-masing perguruan tinggi mengirimkan dua orang delegasinya pada sesi persidangan umum Persatuan Bangsa-Bangsa. Mereka duduk bersama untuk membicarakan cara dan strategi global mengatasi bencana alam.

    Ketua Penyelenggara Pertemuan Nasional Mahasiswa Hubungan Internasional se-Indonesia XXIII, Aldila Meitiasari mengatakan, acara tersebut dirangkaikan dengan seminar tentang mitigasi bencana yang menghadirkan pembicara dari perwakilan Kementrian Luar Negeri, Bina Masyarakat Peduli, dan OXFAM.

    Selain itu ada diskusi ilmiah serta workshop dengan pembicara dari Habitat for Humanity serta perwakilan dari OXFAM.

    “Dari semua rangkaian acara itu kami akan membuat joint statement forum yang bertema Indonesia’s Efficiency in Immediate Response toward Disaster. Masukan untuk pemerintah sendiri akan kami sampaikan dalam Sidang Forum Komunikasi Mahasiswa Hubungan Internasional Indonesia,” ungkap anggota presidium mahasiswa, M. Faijril Amini.

    Menurut dia, masukan buat pemerintah dari pertemuan itu baru akan diumumkan setelah semua rangkaian acara selesai dilaksanakan pada tanggal 23 November mendatang. []

     

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here