Ahmad Fauzan
JAKARTA, KabarKampus- Mahasiswa IISIP Jakarta mengelar aksi cap jempol darah di kampus IISIP, Jakarta,(16/12). Aksi ini untuk memberi dukungan simpati atas aksi bakar diri yang merenggut nyawa Sondang Hutagalung.
Sekitar 20 mahasiswa IISIP secara bergantian menusukkan jarum ke jempol mereka. Setelah darah keluar mereka menempelkan jempol mereka ke kain putih sepanjang 2 meter.
Usai memberikan cap jempol darah, para mahasiswa ini menggelar aksi di luar kampus IISIP. Dalam aksinya para mahasiswa ini menggunakan sebagian jalan Lenteng Agung untuk melakukan orasi dan membakar ban bekas.
“Cap jempol darah ini sebagai simbol keprihatinan kami terhadap Sondang Hutagalung. Kami ingin menunjukkanya dengan darah,” ungkap Wildan, mahasiswa Fikom IISIP. Menurutnya kematian Sondang memiliki 2 pesan yang ingin disampaikan, yaitu gerakan mahasiswa yang terpecah belah dan nasib bangsa yang tidak jelas.
“Kami ingin meneruskan pesan sondang, manggalakkan solidaritas, sebagai momentum untuk melawan rezim SBY Budiono,” tegas Wildan.
Senada dengan itu, Aldo mahasiswa Humas IISIP Jakarta mengungkapkan, apa yang dilakukan Sondang adalah akumulasi kekesalannya terhadap rezim SBY Budiono. Menurutnya yang perlu digaris bawahi Sondang meninggal karena kegagalan rezim SBY Budiono.
“Rasa duka kami kepada Sondang rasanya tak cukup hanya dengan cap jempol darah, bila air mata ini bisa diberikan, akan kami tumpahkan,“ tegas Aldo.
Begitupun Cici, mahasiswa Fikomi IISIP, menurutnya, aksi cap jempol darah ini merupakan bentuk solidaritas dan duka cita kepada Sondang. “Saya ingin merasakan perjuangan Sondang, apa yang dilakukannya rasanya lebih sakit daripada setetes darah ini,” tutur Cici.
Aksi ini dihadiri oleh mahasiswa Universitas Bung Karno Jakarta, kain yang dibubuhi dengan cap jempol darah dan tanda tangan itu diberikan kepada mahasiswa UBK tersebut. Aksi berjalan dengan damai, tidak ada penjagaan ketat dari polisi.