Ahmad Fauzan

JAKARTA, KabarKampus – Sekitar 300 Mahasiswa dari berbagai kampus di Jakarta mengelar malam refleksi 40 hari meninggalnya Sondang Hutagalung di depan Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Jumat, (20/01). Dalam aksinya mereka menyalakan seribu lilin untuk Sondang Hutagalung dan melakukan pernyataan bersama untuk menurunkan pemerintahan SBY-Boediono.
Sondang meninggal di RSCM 10 Desember 2011 lalu, setelah tiga hari sebelumnya melakukan aksi bakar diri di depan Istana negara. Aksinya dianggap sebagai bentuk protes terhadap pemerintah yang buta dan tuli terhadap rakyatnya, kenekatannnya tersebut menjadikannya sebagai simbol perlawanan terhadap pemerintah.
“Sondang Hutagalung adalah martir perubahan, aksi bakar dirinya telah membakar semangat gerakan mahasiswa di seluruh Indonesia. Renungan hari ini dengan harapan bahwa mahasiswa Indonesia bisa bersatu,” kata humas aksi Yudi.
Menurut Yudi, kepemimimpinan SBY Boediono telah menghianati kesejarahan, proklamasi kemerdekaan, pancasila, pembukaan UUD 45 sehingga bangsa Indonesia tidak berdikari di bidang ekonomi, berkepribadian di bidang budaya, dan berkedaulatan di bidang politik.
“Sebagai bentuk sikap kami bahwa SBY-Boediono sudah harus segera di turunkan dari jabatannya,” tegas Yudi.
Deni mahasiswa UBK menambahkan, Sondang telah menjadi pengingat lupa, bahwa jantung perlawanan kami masih berdenyut dan meluap menjadi kesadaran bersama.
“Kematian Sondang tidak boleh disia-siakan jaman, sudah seharusnya mahasiswa bertemu, duduk bersama, tatap muka bersama, berbicara persoalan negara yang sama, dan berjuangan bersama untuk mewujudkan cita-cita bersama,” ungkap Deni.
Sejak pukul 3 sore para mahasiswa dengan jas almamater dari berbagai kampus ini telah berkumpul di depan Taman Ismail Marzuki. Dalam aksinya mereka menggelar teatrikal, membaca orasi, dan puisi mengenai kesewenang-wenangan penguasa, serta menyalakan seribu lilin hingga pukul 9 malam. []






