More

    Fun Bicara Agama dan Ras di Stand Up Comedy

    Ahmad Fauzan

    Muhadkly Acho tampil pada acara Stand Up Nite, di Kampus Binus, Jakarta, Jumat, (13/01) . FOTO : AHMAD FAUZAN

    JAKARTA, KabarKampus – Anggapan bahwa agama dan ras menjadi topik yang sensitif tak berlaku bagi Stand Up Comedian. Pada acara Stand Up Nite  yang digelar Himpunan Mahasiswa Sastra Jepang Universitas Bina Nusantara, persoalan agama dan ras menjadi topik yang lucu dan menghibur, Jumat, (13/01).

    Seperti  Muhadkly Acho pada penampilannya, ia menyoal agama. Acho mengatakan  kalau bajai adalah kendaraan yang paling religius, ketika sampai di lampu merah minimal inget Tuhan.  Acho bercerita, ketika dia naik bajai bersama temannya yang orang kresten, di setiap lampu merah dia  istigfar, dan temanya itu ikut istigfar. “Kenapa lu istigfar, istigfar itu minta ampun sama Allah, berati lu minta ampun sama tuhan yang beda. Dan ketika melewati 10 lampu merah, di 9 lampu merah saya istigfar, di  lampu merah ke sepuluh dia sudah mualaf, saya takut dituduh melakukan Islamisasi di bajai” tutur acho, yang disambut dengan tepuk tangan dan tawa penonton.

    - Advertisement -

    Begitupun panji, Panji mengangkat persolan sunat pada stand upnya, “Gua tau diantara lo banyak yang belum sunat, kalo lu gak sunat kencing lu nggak cool, kata Panji di tengah mahasiswa Binus yang sebagian besar bersuku Cina ini.

    Menurut Acho, justru kalo melihat mayoritas agama Kristen, muslimnya sedikit, ia ingin mengangkat mengapa harus ada gontok-gontokan agama.

    “Intinya saya pingin bilang nggak usah sensitif, agama itu adalah urusan masing-masing,” kata Acho.

    Sammy  menambahkan, stand up comedy adalah komedi observasi bisa menceritakan apa saja dengan lucu. Sammy sering melakukan melontarkan kritik pada  aksi stand up nya. Seperti  persoalan pluralisme, ia mengkrtik kenapa orang yang beragama tapi kelakukannya tidak mencerminkan itu.

    “Jadi karena agama masalah yang sensistif harus lucu banget jadi orang akan lupa ini masalah sensitif karena mereka tertawa. Saya punya cita-cita suatu saat tingkat sensitifitas terhadap materi itu semakin turun jadi tidak terlalu gampang tersulut emosinya,” kata Sammy.[]

     

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here