More

    MINDSET Persma Baru Berubah Tapi Jadwal Kuliah Padat

    Prabowo Setyadi

    Pelatihan jurnalistik pers mahasiswa Paradigma STAIN Kudus. ILUSTRASI Paradigma

    BANDUNG, KabarKampus—Di tengah gegap gempitanya dunia pers Indonesia saat ini, pers mahasiswa (persma) perlahan ditinggalkan pembacanya. Padahal pembacanya sudah jelas yakni mahasiswa di kampus. Kenapa hal itu terjadi?

    Mindset-nya yang harus berubah. Masalah pers mahasiswa saat ini bukan pada kontennya tapi cara berpikirnya. Kita melihat perlu adanya perumusan kembali peran pers mahasiswa Indonesia dalam era globalisasi ini. Skalanya harus nasional. Kita sedang menuju ke arah situ,” jelas Ganjar Poernama, Sekjen FKPMB (Forum Komunikasi Pers Mahasiswa Bandung] menyikapi apa yang harus dirubah oleh pers mahasiswa di Indonesia.

    - Advertisement -

    Ganjar juga menambahkan, sebagai salah satu bentuk khusus dari lembaga pers, pers mahasiswa juga mempunyai peluang besar untuk membantu terciptanya suatu ruang publik yang bebas bagi terjadinya dialog idiologis diantara berbagai kepentingan politik yang ada di lingkungan mahasiswa sendiri.

    Dengan kebebasan yang dimilikinya, pers mahasiswa bisa secara optimal melakukan berbagai fungsi sosiologis ataupun ideologisnya. Hal ini disebabkan pers mahasiswa mempunyai peran penting dalam mensosialisasikan nilai‑nilai tertentu di masyarakatnya.

    Banyak penyebab mandek nya pers mahasiswa diantaranya adalah masalah pengkaderan yang biasa digelar tiap tahunnya. Juga karena dibuat semakin padat segala kegiatan belajar mahasiswanya, dan hilangnya pembaca media pers mahasiswa karena tulisannya membosankan.

    “Jadwal kuliah jelas semakin padat. Tapi kami tetap melakukan pengkaderan sampai saat ini. Untuk selanjutnya pers mahasiswa harus beradaptasi soal pemberitaan dengan pasar mahasiswa sekarang, kemudian sertakan pembaca pada proses pemberitaan agar ada kedekatan antara pers mahasiswa dengan pembacanya.” ungkap Arfian Jamul Pemimpin Umum Suara Mahasiswa Unisba Bandung.

    Memformulasikan konten dan kemasan yang menarik memang bukan perkara mudah. Tapi mau tidak mau pers mahasiswa harus segera bersikap. Jangan hanya terjebak pada romantisme perjuangan saat sebelum reformasi. Jangan sampai lemah menangkap tanda-tanda zaman. []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here