More

    Stos Film Festival Semangat Selamatkan Lingkungan

    Ahmad Fauzan

    Ine Febrianti dan Alenta Baun membacakan puisi tentang lingkungan sebagai pembuka pagelaran South to South Film Festival di Goethe Institute, Jakarta, Rabu, 22/02. FOTO : AHMAD FAUZAN

    JAKARTA, KabarKampus – Pagelaran Festival Film South to South (stoS) dibuka di Goethe Intitute, Jakarta, Rabu (22/02). Pada hari pertama  pembukaan festival yang mengakat isu penyelamatan lingkungan hidup ini memutar film Negeri di Bawah Kabut, karya Salahudin Siregar yang bercerita tentang kondisi petani yang harus bertahan akibat adanya perubahan iklim.

    Acara ini dibuka dengan penampilan Sruti and band yang membawakan tiga lagu bertemakan lingkungan disertai teatrikal tentang bumi. Serta pembacaan puisi oleh artis Ine Febrianti dan pejuang desa Mollo, Alenta Baun.

    - Advertisement -

    Selain itu di ruangan Goethe Institute pengunjung disambut dengan pameran visual, komik stripini yang bercerita mengenai perjuangan masyarakat Mollo menolak pertambangan dan mengajak masyarakat kembali ke arifan tradisional.

    “StoS Film Festival adalah salah satu kampanye publik untuk mengajak masyarakat lebih bijak lagi dalam gaya hidupnya,” kata direktur Stos Film Festival Ferdinand Ismail kepada Kabarkampus.

    Menurutnya masyarakat urban cenderung konsumtif dengan gaya hidupnya, apa yang terjadi di desa, penanaman sawit, dan sebagainya memiliki keterkaitan dengan gaya hidup tersebut. Ia mengharapkan masyarakat dalam menggunakan sesuatu bukan karena keinginan namun karena kebutuhan.

    Ferdinand mengungkapkan dalam festival film ini juga diputar film penolakan masyarakatt Peru, Amerika Latin terhadap tambang di negara mereka, persoalan tersebut memiliki kesamaan dengan yang terjadi di Indonesia.  Menurutnya hal ini memberikan nilai edukasi yang sangat tinggi kepada masyarakat Indonesia, bahwa persoalan tambang di Indonesia bila dikaitkan dengan negara lain menjadi isu global.

    StoS kali ini mengusung tema Semangat Tanpa Batas. Tema tersebut diambil dari cerita masyarakat adat Mollo, sebuah suku di Kecamatan Nausus, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi NTT yang tak pernah berhenti berjuang menyelamatkan desa mereka dari ancaman penambangan marmer yang merusak wilayah mereka. Semangat perjuangan mereka itu dijadikan ikon dan simbol Semangat Tanpa Batas.

    StoS Film Festival digelar dari tanggal 22 – 26 Febuari 2012 dan akan  berlangsung di empat tempat, yaitu Goethe Institute, Institute Francais Indonesia, Kineforum, dan hotel Akmani. Pada StoS Film Festival 2012 ini  menyuguhkan 33 film yang terdiri dari 13 film dokumenter kompetisi, 7 film fiksi kompetisi, dan 13 sisanya adalah film festival.

    Agenda hari Kamis di Goethe Institute dimulai pukul dengan pemutaran film dokumenter pendek “Sop Buntut”, “Kereta Cinta”, “Surat Cinta Buat Sang Prada”, dan “Dari Kolong Ibukota”.  Dilanjutkan dengan Diskusi Interaktif “Semangat Tanpa Batas – Inisiatif-Inisiatif Semangat Tanpa Batas, Menggagas Dan Membangun Solidaritas” dengan narasumber Aleta Baun, Melanie Subono, dan Albet Nego Tarigan. Dan pada malamnya akan diputar film documenter berjudul “Grow”.

    Acara ini dibuka untuk umum secara gratis.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here