Ahmad Fauzan
JAKARTA, KabarKampus—Sekitar 600 mahasiswa dan elemen pemuda menggelar longmarch dari Tugu Tani menuju Istana Negara, Jakarta, Senin, (12/03). Aksi mereka adalah upaya menentang kenaikan harga BBM April mendatang.
Dalam orasinya mereka menolak kenaikan BBM pada April mendatang serta menuntut SBY-Boediono mundur. Tuntutan ini merupakan hasil dari maklumat Konsolidasi Nasional Mahasiswa Indonesia (Konami) yang dilaksanakan pada tanggal 27 – 28 Januari 2012.
Dalam aksi mereka membawa foto-foto SBY dengan tulisan “Presiden atau Pedagang” dan sejumlah spanduk bertuliskan “Presiden SBY Segera Putuskan Hubungan Diplomatik Dengan AS”, “BBM Naik SBY-Boediono Turun”, “Bubarkan Petral”, “Tolak BBM dan TDL”, “Dulu Kau Pinta Sekarang Kau Khianati”, dan sebagainya.
Para demonstran terdiri dari mahasiswa UIN Jakarta, Unpam, UIJ, Unas, UBK, UKI, Usni, UMJ, Gunadarma, Thamrin, Stikip KN, STIT, BSI Kramat, BSI Cipulir, Unindra, dan sejumlah elemen pemuda antara lain Gerakan Nasional Menggugat dan Pemuda Kebangsaan.
“Dengan menaikkan harga Bahan bakar minyak, membuktikan bahwa SBY sudah tidak lagi berpihak kepada rakyatnya dan gagal menciptakan kesejahteraan bagi rakyat. Kenaikan BBM ini akan berdampak pada kenaikan harga bahan pokok dan kenaikan tarif dasar Listrik,” kata humas Konami, Jati Pramestianto.
Menurut Jati, banyak pilihan lain yang bisa diambil pemerintah selain menaikkan harga BBM, antara lain, SBY bisa melakukan tindakan tegas atau bergaining politik kepada dunia karena Indonesia termasuk penghasil bahan bakar mentah.
Dalam pandangan Konami, menurut Jati, APBN saat ini diberatkan dengan tunjangan, gaji, serta fasilitas seluruh pemerintah dan pejabat. Seharusnya SBY dan pejabat pemerintah tidak hidup bermewah-mewahan. Untuk saat ini SBY ada baiknya tidak membeli pesawat dan mobil baru.
“Sebagai mahasiswa kami menyikapi persoalan ini dengan melakukan perlawanan terhadap rezim SBY-Boediono,” tegas Jati.
Ponco, mahasiswa Universitas Nasional (Unas) Jakarta menegaskan bahwa kenaikan BBM saat ini tidak logis. Presiden mau menaikkan BBM sementara presiden membeli pesawat Sukhoi dari Rusia dengan harga trilyunan. DPR pula membangun ruangan Badan Anggaran dan toilet dengan harga milyaran.
“Hal tersebut yang membebani APBN. Dan ini tidak adil dan harus kami lawan,” kata Ponco.
Setiba di depan Istana Negara ratusan mahasiswa dan pemuda ini sudah dihadang polisi dengan membawa tali tambang yang digunakan untuk menggiring mahasiswa ke pinggir jalan. Demonstran kemudian melakukan orasi dengan penjagaan ketat dari pihak kepolisian.
Dalam aksi ini, tanpa alasan yang jelas antara mahasiswa dan polisi terjadi dorong-dorongan dan adu pukul. Dua mahasiswa ditangkap yakni Wahyudin dari Usni dan Rangga dari Unas.
Sekitar pukul 17.30 aksi ini berakhir. Ratusan mahasiswa meninggalkan Istana menuju Kampus UKI Cawang, untuk menggelar aksi selanjutnya. Aksi ini mendapat pengawalan ketat dari pihak kepolisian yang jumlahnya lebih besar dari massa aksi.[]