Frino Bariarcianur
YOGYAKARTA, KabarKampus–Lulusan Kedokteran UGM siap ditempatkan dimana saja, baik di daerah terpencil atau di daerah perbatasan. Dokter UGM tidak boleh banyak mengeluh.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Dekan Fakultas Kedokteran (FK) UGM, dr. Titi Savitri Prihatiningsih, dalam acara pelantikan 79 dokter baru, Rabu lalu (11/04) di UGM.
“Dokter lulusan UGM terkenal, siap ditempatkan di daerah terpencil dan selalu bersikap nrimo. Ini bagian dari sikap dan nilai-nilai ke-gadjahmada-an yang selalu kita tanamkan. Tidak banyak mengeluh dan bercoba berdapatasi dengan segala situasi secara profesional,” kata Savitri.
Menurut Savitri seperti dilansir HUMAS UGM, dokter muda yang ditempatkan di daerah terpencil dan terisolir tetap memiliki peluang untuk terus menambah pengetahuan dan keterampilannya sebagai seorang dokter.
Pengalaman para dokter dalam memberikan pelayanan kesehatan itu dapat dijadikan sebagai rujukan bagi pengembangan pendidikan dokter. “Karena kurikulum Pendidikan dokter harus menyesuaikan kondisi di lapangan,” kata Savitri.
Sementara Ketua IDI DIY dr. Bambang Suryono, berpendapat setiap dokter yang berkiprah di dalam masyarakat seyogianya menerapkan tiga peran penting, yakni sebagai agent of treatment, agent of change dan agent of development. Disamping memiliki komitmen untuk menjaga kode etik profesi. “Menjaga nama baik dan reputasi sebagai dokter itu yang paling penting,” katanya.
Lulusan terbaik fakultas kedokteran UGM tahun ini diraih Felicia Noviani Setia Santoso dan Lulusan termuda diraih Ni Putu Dian Ayu Permatasari dengan usia 21 tahun 8 bulan. Sampai saat ini FK UGM telah meluluskan 7.480 dokter, terdiri 4.571 pria dan 2.909 wanita.[]
