More

    Pembalut Dalam Film Sanubari Jakarta

    Ahmad Fauzan Sazli

    Lola Amaria, Produser Film Sanubari Jakarta. FOTO : AHMAD FAUZAN SAZLI

    Kamu ingin melihat kehidupan Jakarta dari perspektif berbeda. Mungkin film pendek ini bisa menjadi referensi. Sepuluh kisah tentang komunitas lesbian, gay, biseksual, transgender dan interseks (LGBTI) Jakarta difilmkan dalam kompilasi film pendek bertajuk “Sanubari Jakarta”.

    Film “Menunggu Warna” berkisah tentang sepasang pria yang menjalin hubungan asmara dengan sangat mulus. Mereka menjalani hal-hal romantis sebagai seorang kekasih. Hingga mereka bertemu dengan orang-orang berpeci dan bersarung yang membuat mereka mempertanyakan apakah hubungan mereka sungguh terjadi. Film ini dimainkan oleh Albert Halim dan Rangga Djoned dengan Sutradara Adriyanto Waskito Dewo.

    - Advertisement -

    Kisah lain adalah film ini yang berjudul “Pembalut”. Film ini bercerita  tentang pasangan lesbian bernama Theresia dan Bianca yang berada dalam sebuah kamar motel. Mereka memperdebatkan masalah-masalah perempuan. Mulai dari bra yang saling tertukar juga siklus haid.

    Dalam adegan bermesraan, Bianca yang bergaya seperti pria rupanya sedang datang bulan. Di sinilah awal konflik hubungan mereka.

    Cerita ini merupakan kumpulan film pendek yang dibuat 10 sutradara muda berbakat Indonesia. Mereka adalah Tika Pramesti, Dinda Kanyadewi, Lola Amaria, Alfrits John Robert, Aline Jusria, Adriyanto Waskito Dewo, Billy Christian, Sim F, Fira Sofiana dan Kirana Larasati.

    Semua film berdurasi 10 menit.

    Mereka mengaku film-film itu terinspirasi dari kisah-kisah yang merupakan realita kehidupan Jakarta. Film ini adalah sebuah omnibus yang bergendre drama.

    “Siapa sih yang pingin dilahirkan berbeda. Saya dan teman-teman bukan mau menghakimi atau membela, tapi lebih melihat kepada sisi manusianya. Bahwa mereka adalah manusia biasa yang punya hak, dihargai, dan diterima,” kata Produser Film “Sanubari Jakarta”, Lola Amaria, di sela-sela press screening film di Pusat Pefilman Haji Usmar Ismail, Kuningan Jakarta, Senin (09/04).

    Menurut Lola film ini bukan masalah kontroversial, tapi realita LGBTI ada di Indonesia terutama di Jakarta. LGBTI dalam film ini merupakan lokal konten tapi internasional isu. Artinya di belahan dunia manapun mereka ada.

    “Saya hanya mengangkat realita yang ada di sini. Taman Lawang setiap malem rame, dunia fashion tanpa mereka ngga jalan. Kita sebagai manusia harus memperlakukan mereka sama. Jangan dibeda-bedakan.”

    “Sanubari Jakarta” mempunyai target audiens yang dikhususkan kepada komunitas Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender dan Interseks dan komunitas-komunitas yang bekerja di bidang isu hak asasi manusia, dan khalayak umum kategori dewasa.

    Film diputar di bioskop mulai 12 April 2012. []

    - Advertisement -

    1 COMMENT

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here