Frino Bariarcianur

BANDUNG, KabarKampus—Bulan April, tepatnya tanggal 18-24 April tahun 1955 dianggap sebagai pertemuan paling penting bagi negara Asia dan Afrika. Pada bulan ini, 57 tahun lalu para pemimpin dunia bertemu melahirkan Dasasila Bandung. Sebuah kesepakatan tentang kemerdekaan setiap bangsa.
Peristiwa penting tersebut dikenal dengan nama Konferensi Asia-Afrika (KAA). Pelaksanaannya di Gedung Merdeka Bandung yang kini menjadi Museum Konferensi Asia-Afrika. Setiap tahun peringatan itu terus dikenang.
Pada tahun ini panitia besar peringatan KAA yakni Museum KAA dan Sahabat Museum KAA menggelar serangkaian acara dengan tema “The Asian-African Friendship Day Festival”. Festival digelar mulai tanggal 18-24 April 2012 di Museum Asia-Afrika, Jl. Asia-Afrika Bandung.
Peringatan ini penting bagi generasi muda untuk melihat sejarah bangsa Asia-Afrika membebaskan diri dari belenggu penjajahan.
“Untuk maju ke depan kita harus memiliki pijakan sejarah yang kuat. Peringatan KAA bukan hanya untuk mengenang, tapi juga merumuskan apa yang harus kita lakukan ke depan,” kata Isman Pasha, Kepala Museum KAA saat dihubungi KabarKampus, Kamis pagi (19/04).
Isman juga berpendapat jika ingin menghancurkan sebuah bangsa maka jauhkan generasi muda dari sejarah bangsanya. Inilah salah satu alasan kenapa peringatan KAA terus dikenang hingga saat ini.
Untuk menggelorakan kembali semangat Dasasila Bandung, pihak Museum KAA menggandeng anak muda. Salah satunya adalah Sahabat Museum KAA. “Dengan harapan semangat Dasasila Bandung dapat menyerap dalam kehidupan anak muda. Salah satunya tidak berkonflik, menghormati hak-hak orang lain, dan juga menghargai perbedaan satu sama lain,” kata Isman.
Adapun rangkaian peringatan KAA ke-57 diantaranya pengibaran bendera 106 negara Asia-Afrika, pameran produk kain dan batik Asia-Afrika, Simulasi Sidang PBB, Youth Talk bersama Musa Muganda mahasiswa asal Uganda, costum play, dan lain sebagainya.
OK KaKa, yuk kita gelorakan semangat Dasasila Bandung.[]






