Ahmad Fauzan Sazli

JAKARTA, KabarKampus – Mahasiswa Public Relation Universitas Paramadina menggelar seminar bertajuk Gaya Hidupku Gaya Hijau di aula Nurcholis Madjid, Universitas Paramadina, Jakarta, Rabu, (09/05). Acara ini merupakan rangkaian kegiatan Green Act Paramadina. Setelah sebelumnya mahasiswa melakukan aksi galang kertas di kampus Paramadina untuk diserahkan kepada Yayasan Kumala.
Dindin (Pendiri Yayasan Kumala) mengatakan, Green Act merupakan sikap peduli terhadap apa yang ada di sekitar kita, lingkungan alam, dan lingkungan manusianya. Sikap peduli itu adalah membangun kreatifitas yang peduli terhadap lingkungan hidup.
Seperti yang dilakukan Yayasan Kumala, mereka fokus memberdayakan masyarakat Jakarta dengan mengajak anak-anak jalanan menyalurkan potensi mereka menjadikan sampah menjadi produk yang laku dipasaran. Usaha yang dijalani Yayasan Kumala ini kemudian menjadi bisnis menguntungkan.
Menurut Dindin, usaha yang dikerjakannya adalah bisnis sosial yang bukan seratus persen mencari profit. Dalam bisnisnya Dindin mengembangkan potensi masyarakat yang ada di sekitarnya.
“Anak jalanan sering dianggap sebagai sampah masyarakat, limbah juga adalah sampah lingungan. Bila sampah masyarakat disatukan menjadi sampah lingkungan maka akan menjadi emas.” Kata Dindin menceritakan pengalamannya membangun Yayasan Kumala.
Diwaktu yang sama Ketua Dewan Nasional Walhi Dadang Sudarja mengatakan, Green Act yang dilakukan Walhi tidak sekedar melarang membuang sampah sembarangan atau merokok sembarangan. Lebih jauh lagi Walhi ingin menciptakan sebuah tatanan kehidupan yang berkeadilan dan demokrasi. “Walhi selalu kritis terhadap kebijakan kebijakan pemerintah yang tidak pro terhadap rakyat dan lingkungan.”
Kepada mahasiswa dan siswa SMA, Dadang mengajak mereka untuk melakukan sebuah perubahan, menjadi pemuda pemudi yang cerdas, punya daya juang, kreatif, inovatif, dan berpikir kritis. Bagi Dadang Green Act mahasiswa Paramadina adalah sebuah langkah yang baik, karena negara Indonesia memerlukan generasi muda yang punya mental tinggi, punya daya jual, berintelektual, dan punya semangat perubahan.
Sahuri Mulia Hakim, Aktivis pecinta alam Khatulistiwa Paramadina mengungkapkan, bahwa Green Act baginya bukan hanya mengacu pada persoalan bagaimana manusia mencintai lingkungan, namun pada persoalan menyikapi manusianya itu sendiri.
“Green Act itu dmulai dari penyadaran manusiannya, karena manusianya itu yang langsung berhubungan dengan alam.” Kata Sahuri.
Gaya hidup hijau yang diajalani Khatulistiwa, diantaranya adalah mendaur ulang kertas, serta merayakan peringatan hari bumi dan air sebagai lebaran bagi mereka.
Acara yang merupakan salah satu mata kuliah Public Relation program studi Ilmu Komunikasi konsentrasi Public Relation ini melibatkan siswa-siswi SMA dan mahasiswa di DKI Jakarta yang juga digelar dalam rangka memperingati hari pendidikan nasional yang jatuh pada 2 mei 2012.[]






