Frino Bariarcianur
PURWOKERTO, KabarKampus—Jamur bisa menjadi makanan sekaligus obat. Namun bisa juga menjadi racun. Pentingnya tumbuhan jamur bagi kehidupan manusia mengilhami Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, membentuk Perhimpunan Mikologi Indonesia (Mikoina).
Perhimpunan yang baru saja didirikan bersamaan dengan penyelenggaraan seminar nasional Mikologi beberapa waktu lalu (16/05), merupakan wadah para peneliti, pemerhati, dan praktisi Mikologi.
“MIKOINA diharapkan dapat turut serta memecahkan persoalan yang berkenaan dengan jamur baik yang menguntungkan maupun yang tidak bagi manusia, “ungkap Dr. Nuniek Ina Ratnaningtya, pengajar Fakultas Biologi Unsoed.
Ia juga berharap ke depan, Mikoina akan menjadi rujukan bagi para peneliti, praktisi dan pemerhati terkait informasi dan perkembangan teknologi Mikologi. Sehingga perhimpunan ini dapat bersinergi dalam pembangunan Indonesia yang berkelanjutan.
Menurut Nuniek, Mikoina akan secara konsisten melakukan desiminasi hasil-hasil penelitian, edukasi dan sosialisasi keragaman dan arti penting jamu kepada masyarakat. Selain itu membangun kerjasama melalui pertemuan ilmiah.
“Kita juga akan membangun jaringan dengan komunitas dalam rangkat pembinaan dan pengembangan mikologi,” tambah Nuniek seperti dilansir Humas Unsoed.
Prof. Rubiyanto Misman, Guru Besar Mikologi yang juga mantan Rektor Unsoed berpendapat bahwa dunia mikologi Indonesia menyimpan potensi yang cukup besar bagi perkembangan masyarakat. Oleh karenanya, wadah seperti Mikoina diperlukan sebagai alat komunikasi dan bentuk sinergisma antar komponen.
“Kita berharap berdirinya Mikoina dapat menyelaraskan kebijakan dalam upaya menggali dan mengembangkan secara maksimal jamur di Indonesia bagi kepentingan rakyat banyak.” Kata Rubiyanto.