Ahmad Fauzan Sazli
YOGYAKARTA, KabarKampus – Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengembangkan alat pendektesi gempa berbasis mikrokontroler atmega 8 dengan output suara sirine. Alat ini dikembangkan oleh tim Program Kreativitas Mahasiswa Karya Cipta (PKM-KC) UNY yakni, Asep Abdul Syukur (Pendidikan Fisika), Rahmat Hidayat, dan Muh Nana Aviciena (Pendidikan Teknik Elektronika).
Alat ini diberi nama Early Earthquake Warning System yaitu alat peringatan gempa bumi sederhana yang dibuat secara mandiri. Pembuatan alat in tidak menerapkan sistem rangkaian atau instalasi listrik yang rumit, namun menerapkan sistem rangkaian listrik tertutup. Peralatan yang dipergunakan yaitu pegas, karet paralon, pipa besi, tiang alumunium, toa atau speaker, accu, modulo bunyi dan lain-lain.
Karakteristik kerja dari alat ini menerapkan prinsip hukum Hooke, getaran yang terjadi pada suatu pegas. Pada saat terjadi getaran, pegas itu akan bergerak dan menyalakan sakelar sirine yang telah diatur pada rangkaian listriknya.
Rahmat Hidayat mengungkapkan, Early Earthquake Warning System dibangun dengan perangkat keras (hardware) sistem minimum ATmega8 sebagai input/output maupun timer yaitu, satu buah push button yang digunakan sebagai tombol reset data, mekanik sensor yang dirancang dengan sistem pegas berbeban sebagai saklar elektronik, sistem driver modul sirine menggunakan model relay SPDT dan penggunaan catu daya dengan model aki yang dapat dideteksi status keadaan baterainya.
“Perangkat lunak (software) yang digunakan dalam sistem ini menggunakan compiler CodeVisionAVR dengan pemrograman dengan bahasa C. Program ini telah berhasil mendeteksi setiap getaran yang dihasilkan pada sistem sensor, tampilan pada LCD dan push button sebagai tombol pengatur menu,” kata Rahmat sperti dilansir dari laman UNY.
Cara kerja Early Earthquake Warning System adalah mendeteksi getaran gempa yang ada di dalam tanah dengan menggunakan kerja pegas berbeban sebagai saklar elektronik. Kemudian pada saat gempa modul sirine akan mengeluarkan output berupa suara dan lampu yang akan bekerja saat terjadi gempa selama 2 jam sesuai standar yang ada.
Early Earthquake Warning System dibuat dengan peralatan sederhana yaitu, pegas, karet paralon, pipa besi, tiang alumunium, toa atau speaker, Accu, modulo bunyi dan lain-lain. Alat ini dapat dibuat oleh masyarakat secara mandiri, terjangkau, dan dapat berfungsi secara efektif.[]