Rivon Paino
GORONTALO, KabarKampus—Prof. James T. Collins, pakar linguistik Melayu Polinesia dari AS, mengatakan penggunaan bahasa Gorontalo dalam kehidupan sehari-hari yang semakin menyusut seharusnya mendapat perhatian dari kalangan pemerintah dan masyarakat.
“Seratus tahun mendatang bahasa Gorontalo akan langka,” kata James saat memberikan pandangan akademis dalam acara “International Conference: Linguistics and Literature” di Gedung Serba Guna Universitas Negeri Gorontalo, Sabtu (03/11/2012).
Menurut James, saat Gorontalo masih menjadi wilayah Provinsi Sulawesi Utara, masyarakat Gorontalo menggunakan bahasanya dalam perdagangan, dan melestarikan dalam pergaulan. Namun ketika Gorontalo menjadi provinsi sendiri, mereka enggan menggunakan bahasanya sebagai identitas yang membedakan ciri khas dengan daerah lain.
“Melestarikan bahasa bisa dilakukan lewat seni baik itu musik, pidato, puisi dan pantun, serta memadukan lagu-lagu modern dengan menggunakan bahasa Gorontalo,” ujar James dihadapan mahasiswa, dosen, guru dan sejumlah warga.
Untuk melestarikan bahasa Gorontalo, James berharap kepada generasi muda untuk memanfaatkan teknologi sebagai tempat untuk menyebarluaskan dan mendokumentasikan sastra lisan Gorontalo.
Acara yang dilaksanakan oleh Pusat Pengembangan Bahasa ini, bertujuan untuk mendokumentasikan kembali Sastra lisan Gorontalo yang mulai hilang seiring perkembangan zaman.[]
