Ahmad Fauzan Sazli
BANDUNG, KabarKampus – Kewajiban mengisi kuesioner disertai ancamaan cuti kepada mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Unisba telah membuat panik mahasiswa. Pihak dekanat Fikom Unisba mengancam akan menganggap mahasiswa tidak mengikuti perkuliahan semester alias dicutikan bila tidak mengisi kuesioner mengenai proses pembelajaran di Fikom Unisba.
Kewajiban mengisi kuesioner dengan ancaman yang disebar melalui SMS, BBM, dan dinding penguman fakultas itu hanya berlaku bagi mahasiswa Fikom Unisba. Hal ini menimbulkan pertanyaan dari mahasiswa. Apakah mahasiswa Fikom perlu diancam hanya untuk mengisi kuesioner tersebut.
Santi Indra Astuti, pembantu dekan I dan III Fikom Unisba mengatakan, bahwa ancaman itu jangan dilihat dari ancamanya. Tapi dilihat dari mengapa mereka ngotot mewajibkan mahasiswa mengisi kuesioner itu.
Menurut Santi, mereka memberlakukan sosialisasi seperti itu, selain waktu sosialisasi yang singkat, mahasiswa sering kali tidak peduli dengan informasi yang diberikan fakultas.
“Ini bukan ancaman, namun pressure. Kami berhadapan dengan apatisme mahasiswa yang beda banget. Bila mahasiswa tidak dipressure, mereka tidak akan melaksanakan haknya,” kata Santi kepada KabarKampus di Fikom Unisba, Bandung, Rabu, (26/12/2012)
Santi mengungkapkan, bahwa fakultas sendiri sebenarnya tidak ingin melakukan pressure. Namun fakultas sangat kesulitan meningkatkan kepedulian mahasiswa terhadap apa yang mereka lakukan sebagai mahasiswa.
“Bentuk ancaman tersebut merupakan cara kami menggebrak mahasiswa. Kalau temen-temen mahasiswa tidak suka diancam seperti itu, lakukan sesuatu. Ajak temen-temannya sebanyak-banyaknya mengisi kuesioner hingga tanggal 28 Desember,” jelas Santi.
Menurutnya, kuesioner ini begitu penting bagi fakultas. Penilaiannya dalam kuesioner itu memiliki porsinya yang termasuk besar didalam penilaian akreditasi dan penilaian dosen.[]