Frino Bariarcianur
Rusaknya alat berat di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti Kabupaten Bandung menyebabkan sampah-sampah di kota Bandung tidak terangkut. Puluhan ton sampah mengendap di TPS-TPS. Dengan kondisi cuaca yang terus-menerus hujan, sampah-sampah warga kota sama bahayanya dengan banjir yang melanda kota Bandung.
Banjir sampah sudah mulai terlihat. Sudah seminggu sampah di TPS Palasari yang berdekatan dengan pasar tradisional tidak terangkut. Akses jalan menuju Pasar Palasari pun tertutup oleh gerobak-gerobak sampah yang berjejer di tepi jalan hingga ke dalam pasar. Tumpukan sampah mengeluarkan bau busuk.
Jika melihat volume sampah, diperkirakan butuh 20-30 truk besar pengangkut sampah untuk membersihkan TPS Palasari. Selasa malam pihak Dinas Kebersihan Kota Bandung baru bisa mengangkut sekitar 6 truk sampah.
Warga sekitar sudah mengeluhkan persoalan sampah kepada Dinas Kebersihan. Tapi ada daya, selama alat pengolah sampah di TPA Sarimukti tidak berfungsi, sampah-sampah akan mengendap. Para pemilik rumah makan di sekitar Pasar Palasari juga mengeluhkan sampah-sampah yang tidak terangkut.
Tidak hanya di TPS Palasari, beberapa titik TPS di Kota Bandung pun mengalami hal serupa.
Di perempatan Dago, dekat pasar tradisional Dago, bak penampungan juga sudah terlihat penuh. Di jalan Tamansari, sampah telah meluber sampai ke jalan. Sudah dua hari TPS Tamansari dekat kampus Unisba, ITB dan Unpas tidak terangkut.
Kondisi cuaca yang tiap hari hujan membuat sampah-sampah kadang hanyut sampai ke jalan. Sementara yang tertahan menjadi sarang penyaki. Di kota yang terkenal dengan nama Parijs van Java, sampah adalah bahaya laten warga kota Bandung.[]
