Ahmad Fauzan Sazli
Seorang warga melintasi posko Mahasiswa Bersatu (Massa) di depan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Senin, (20/05/2013). FOTO : AHMAD FAUZAN SAZLI.
JAKARTA, KabarKampus – Sudah empat hari mahasiswa yang tergabung dalam Mahasiswa Bersatu (Massa) membuka tenda di depan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di jalan Jenderal Sudirman, Jakarta. Tenda tersebut dibangun diatas trotoar dengan panjang sekitar 10 x 2 meter. Sementara disekitarnya dipasang bendera, foto-foto mengenai dunia pendidikan, serta spanduk berisi tuntutan mereka.
Tenda tersebut dibangun sebagai bentuk kekecewaan mahasiswa atas carut marutnya dunia pendidikan di Indonesia. Dalam aksinya mahasiswa menginginkan untuk berdialoq dengan M.Nuh sebagai menteri pendikan dan kebudayaan.
“Kami menantang M.Nuh keberanian M.Nuh untuk berdebat mengenai hal-hal yang terkait dnegan masalah pendidikan,” kata Lamen Hendra Saputra, Ketua Umum LMND kepada KabarKampus, Senin, (20/05/2013).
Menurutnya, salah satu persoalan pendidikan itu adalah penetapan Uang Kuliah Tunggal (UKT), bagi mahasiswa baru S1 Reguler 2013/2014. Penetapan UKT atas dasar surat edaran dikti tersebut nantinya akan menciptakan kenaikan biaya kuliah.
“Seperti kenaikan uang kuliah di Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya. Di fakultas tersebut terdapat kenaikan biaya kuliah sebesar 61 persen,” jelas Lamen.
Lamen menjelaskan, untuk itu mereka menyayangkan rencana penerapan UKT tersebut. Selain soal kenaikan UKT, mereka juga mempersoalkan masalah Ujian Nasional, pengangguran terdidik, pendidikan yang belum merata, dan sebagainya.
Selama empat hari berada di tenda tersebut, mahasiswa menggelar sejumlah acara diantaranya panggung rakyat, diskusi, orasi dan berkesenian. Mahasiswa mengaku mereka tidak akan membubarkan diri sebelum berdiskusi dengan M.Nuh.[]
