Ahmad Fauzan Sazli
Sejumlah aktivis membawa spanduk Turunkan Harga BBM dalam aksi di depan Istana Negara, (Rabu, 26/06/2013). FOTO : AHMAD FAUZAN SAZLI
JAKARTA, KabarKampus – Bila pada pekan lalu aktivis menggelar aksi menolak kenaikan harga BBM. Kali ini aktivis mendesak agar harga BBM diturunkan. Seperti aksi yang digelar sekitar 100 mahasiswa dan aktivis yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Tolak Kenaikan di Istana Negara, Rabu, (26/06/2013). Mereka mendesak pemerintah agar menurunkan harga BBM.
Dalam aksinya aktivis yang terdiri dari sekitar 30 organisasi ini menggelar orasi secara bergantian di atas mobil komando. Sebelumnya mereka long march dari patung kuda menuju Istana Negara.
“Kenaikan BBM ini berdampak ke sektor perekonomian masyarakat. Begitu juga kepada mahasiswa,” kata Nasir, aktivis LMND di depan Istana Negara.
Menurut Nasir, ongkos angkot dan bis naik. Artinya biaya hidup mahasiswa juga meningkat. Begitu juga dengan pedagang kecil. Naiknya BBM membuat sektor produksi mereka menurun.
“Yang terjadi adalah terciptanya pengangguran. Rakyat tidak mampu mengakses pendidikan,” jelas Nasir.
Selain itu Nasir menjelaskan, bahwa Uang BLSM dari pemerintah selain tidak cukup mengimbangi naiknya seluruh harga bahan pokok, juga telah menciptakan karakter konsumtif masyarakat. “Kenaikan BBM ini adalah untuk kepentingan sekelompok partai untuk 2014 mendatang,” kata Nasir.
Sementara itu, Akbar, aktivis Kongres Politik Organisasi Perjuangan Rakyat Pekerja (KPOPRP) menambahkan, kenaikan ini sudah menyengsarakan masyarakat. Belum lagi ke depannya pemerintah mau menaikkan tarif dasar listrik. “ Makin lengkaplah penderitaan rakyat,” kata Akbar.
Akbar menuturkan, dari kenaikan ini makin jelas bahwa SBY termasuk partai pendukungnya tidak memihak kepada rakyat.
Aksi yang digelar sore hari ini berangsung damai dengan penjagaan ketat polisi.[]
