Ahmad Fauzan Sazli
Bangkai PapaGenk. FOTO : AULIA FERIZAL
JAKARTA, KabarKampus – Tak hanya manusia yang punya perasaan. Pasca matinya PapaGenk, seekor gajah di Aceh, keluarga PapaGenk, yakni istri (Suci) dan Anak (Baby Rosa) dari PapaGenk diselimuti duka.
Aulia Ferizal, mahasiswa Universitas Syiah Kuala, Aceh melihat anak dan istri PapaGenk tersebut mengeluarkan air mata. Bahkan keduanya menjadi lebih pendiam pasca meninggalnya PapaGenk.
“Saya melihat keduanya meneteskan air mata. Sikap mereka berdua juga jadi pendiam tidak seperti biasanya,” kata Aulia di Kementerian Kehutanan, Jakarta, Selasa, (23/07/2013).
Menurut Aulia, ia takut kesedihan anak dan istri PapaGenk ini berdampak pada gajah-gajah lain yang berada di area konservasi tersebut.
Aulia mengungkapkan, kedua keluarga PapaGenk tersebut dijumpainya saat mendatangi Conservation Response Unit (CRU) Sampoiniet, Calang, Aceh Jaya, Minggu, (14/07/2013). Saat ini, ia ingin melihat tubuh PapaGenk yang berada tak jauh dari CRU.
Aulia sendiri, selain sebagai mahasiswa, ia adalah admin Iloveacehrayeuk. Informasi seekor gajah (Papa Genk) di Sampoinet mati dari mentionan follower pada akunnya. Kemudian setelah mengkonfirmasi kematian gajah itu benar, ia pun berangkat menuju lokasi berada sekitar 2 km dari Conservation Response Unit (CRU) Sampoiniet, Calang, Aceh Jaya, (14/07/2013).
Di lokasi tersebut ia melihat, ada 3 botol air mineral dan sandal milik para pelaku pembantai gajah dan pencurian gading gajah. Sementara kondisi belalai gajah yang sudah dipotong oleh pelaku dan batok kepala gajah sudah di keluarkan untuk mengambil gadingnya.
Aulia pun mendokumentasikan gambar gajah dan menyebarluaskan kondisi matinya gajah tersebut ke media sosial. Hari ini ia bertemu dengan Zulkifli Hasan, Menteri Kehutanan, menyerahkan petisi atas matinya PapaGenk. Petisi itu berisi desakan kepada Menhut untuk mengusut tuntas kasus matinya PapaGenk.[]
