Ahmad Fauzan Sazli
JAKARTA, KabarKampus – Setelah melalui proses persidangan selama 10 bulan, akhirnya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Tanggerang memberikan vonis empat bulan, tiga hari penjara kepada lima mahasiswa Unpam. Keputusan tersebut diberikan karena majelis hakim menganggap kelimanya terbukti melakukan tindak pidana pasal 170 KUHP.
Mahasiswa dari berbagai kampus pun mengecam keputusan hakim tersebut.
Iyan Taryana, Sekjen Persatuan BEM Banten mengatakan vonis empat bulan tiga hari tersebut mempertontonkan hukum Indonesia tidak pantas dipercaya lagi.
“Padahal yang seharusnya dipidanakan adalah polisi yang melakukan kekerasan dan kriminalisasi terhadap mahasiswa dan rakyat,” kata Iyan, Jumat, (26/07/2013).
Sementara itu, Ayi Ardi, mahasiswa STIMIK Jabar mengatakan, bahwa vonis ini tidak hanya menecederai hukum. Namun mencederai perjuangan mahasiswa.
“Diputus bersalahnya kelima mahasiswa Unpam merupakan bentuk ketakutan pihak aparat kepolisian terhadap gerakan mahasiswa,” jelas Ayi.
Menurutnya, salah satunya adalah dengan mengkriminalisasikan para mahasiswa Unpam ini.
Sedangkan Muh Zaenal, mahasiswa STAI Wasilatul Fallah, Banten mengatakan bahwa baginya mahasiswa tak harus dipenjara karena mereka berjuangan untuk rakyat. Tidak seperti koruptor atau pencuri.
“Mahasiswa tersebut adalaha Mujahid,” kata Zaenal.
Begitu juga dengan Mentari, Ketua Himpunan mahasiswa kesejahteraan sosial (IISIP). Ia menyatakan sangat menyayangkan atas vonis empat bulan penjara mahasiswa Unpam. “Itu menunjukkan gagalnya nilai hukum di Indonesia,” jelasnya.
Meski kelima mahasiswa tersebut divonis empat bulan, kelimanya tidak akan ditahan, pasalnya mereka telah menjalani masa tahanan di Poldan Metrojaya selama dua bulan dan Rutan Jambe yang masing-masing selama dua bulan.
Didakwanya lima mahasiswa Unpam ini berawal dari demonstrasi menolak Nanan Sukarna, Wakapolri datang ke kampus Unpam. Namun demonstrasi tersebut berujung bentrok. Polisi dan mahasiswa terluka.[]
