ABC AUSTRALIA NETWORK
Tentara Suriah di kawasan Jobar (Credit: AFP)
Jumlah korban tewas di Suriah akibat serangan yang diduga menggunakan senjata kimia mencapai 355 orang. Sementara laporan “Doctors Without Borders” mengatakan lebih dari tiga ribu pasien mengalami gejala “neurotoxic”. Perwakilan PBB akan mengunjungi lokasi kejadian untuk penyelidikan soal dugaan penggunaan senjata kimia.
Media nasional Suriah mengatakan tentara rezim menemukan senjata gas yang digunakan oleh pemberontak di sejumlah terowongan, setelah serangan yang diduga mengunakan senjata kimia di ibukota Damaskus pekan lalu.
Laporan ini bertentangan dengan kelompok oposisi yang mengatakan pemerintah meluncurkan gas saraf pada warga negaranya sendiri dan menewaskan ratusan orang. Tuduhan ini telah dibantah oleh pemerintah.
Klaim soal penggunaan senjata kimia muncul, saat utusan PBB Angela Kane tiba di Damaskus yang mendorong agar ada tim yang bisa mendapatkan akses ke tempat kejadian.
Sementara di Australia, PM Kevin Rudd menggelar pertemuan kemanan nasional yang membahas situasi di Suriah dan bagaimana Australia merespon krisis yang terjadi disana.
Presiden AS, Barack Obama, pun menggelar pertemuan dengan para penasihat keamana nasional, di tengah tekanan untuk mengambil tindakan jika terbukti adanya serangan menggunakan senjata kimia.
Pemerintah Suriah dengan keras membantah tuduham, tetapi tetap memenuhi permintaan PBB agar diberikan izin mengunjungi lokasi kejadian.
Menteri Informasi Suriah, Omran al-Zohbi mengatakan rezim pemeritah tidak pernah menggunakan senjata kimia.
“Kami tidak pernah menggunakan senjata kimia di Suriah, dalam bentuk apapun, baik itu cair atau gas,” ujarnya.
Sementara Menteri Luar Negeri Suriah, Walid Muallem membenarkan kalau pihaknya akan memfasilitasi kunjungan perwakilan PBB.
“Pemerintah Suriah akan bekerja sama dengan PBB agar bisa mendatangi lokasi kejadian dimana kelompok teroris melakukan serangan dengan senjata kimia,” ujar Walid yang dikutip Muhammad Javad Zaif.
Sikap Australia soal situasi di Suriah
Di saat melakukan kampanye pemilu, Kevin Rudd menyempatkan diri untuk menghadiri pertemuan keamanan nasional yang membahas situasi terakhir di Suriah.
Ia terpaksa meninggalkan kampanye untuk berunding bersama Menlu Bob Carr dan Menhan Mike Kelly.
“Sangat menyedihkan, di tahun 2013 kita masih melihat rakyat sipil, pria, wanita, dan anak-anak dibunuh dengan senjata kimia,” ujar Rudd.
“Penilaian kami adalah ada indikasi yang kuat soal penggunaan senjata kimia dan indikasi ini mengarah kepada rezim pemerintah Suriah.”
“Tetapi kesimpulan pastinya masih belum mencapai titik akhir, hingga ada peninjauan langsung ke lokasi kejadian oleh perwakilan PBB.”
“Kini pemerintah Suriah harus membuktikan diri, dengan cara tidak melakukan kesalahan apapun,” tegas Rudd.
Kevin Rudd juga mengatakan kalau fokus Dewan Keamanan PBB kali ini adalah menekan pemerintah Suriah agar perwakilan PBB bisa memiliki akses untuk penyelidikan.
“Kita akan bekerja sama dengan seluruh anggota Dewan Keamanan PBB, dan jika ternyata ada kesimpulan bahwa yang melakukan adalah pemerintah Suriah, maka perlu mengambil tindakan lebih lanjut.”
“Tapi saya pikir, sangatlah tidak produktif dan tidak bijak jika berspekulasi jenis tindakan yang akan diambil.”[]
SUMBER : RADIO AUSTRALIA