ABC AUSTRALIA NETWORK
Sekelompok ilmuwan China menemukan bukti yang menunjukkan bahwa jenis flu burung baru, H7N9, dapat ditularkan antarmanusia.
Kasus infeksi H7N9 pertama pada manusia dilaporkan pemerintah China bulan Maret tahun ini. Pada akhir Mei telah terdapat 132 kasus dan 37 kematian di China, serta satu kasus di Taiwan.
Dr Alan Hampson, ketua Influenza Specialist Group di Australia, kepada ABC menjelaskan, susunan jenis flu burung ini menjadikannya lebih bisa ditularkan antarmanusia dibandingkan jenis H5N1.
Peristiwa tewasnya seorang ayah dan anak perempuan yang merawatnya belum lama ini dilihat sebagai bukti kemungkinan penularan H7N9 antarmanusia. Meskipun begitu, hasil tes 43 orang yang mengalami kontak dengan kedua korban tersebut menunjukkan mereka bebas virus H7N9 negatif.
Menurut Dr Hampson, sumber H7N9 tidaklah diketahui, dan burung yang terinfeksi H7N9 tidak menunjukkan gejala sakit.
“Kita tidak melihat efeknya terhadap unggas,” jelasnya, “[Virus ini] secara potensial bergerak diam-diam di antara populasi burung, jadi kita tidak tahu dimana [virus ini] berada dan apa saja resikonya.”
Professor Anne Kelso, Direktur WHO Collaborating Centre for Reference and Research on Influenza, mengatakan sampai saat ini tidak terdapat vaksin untuk virus H7N9. Ia menjelaskan, prototipe vaksin untuk virus-virus influenza H7 yang sudah ada kemungkinan besar tidak akan berguna mengatasi jenis flu burung baru ini. []
SUMBER : RADIO AUSTRALIA