ABC AUSTRALIA NETWORK
Koresponden politik Emma Griffiths dan Monique Ross
Perdana Menteri terpilih Tony Abbott menyatakan “waktu untuk memerintah telah tiba” setelah pemilu yang menggulingkan Partai Buruh dari kekuasaan dan mengakhiri era Rudd-Gillard.
Sembilan minggu setelah ia merebut jabatan pemimpin partai dan negara dari tangan Julia Gillard, Kevin Rudd mengaku kalah dan dengan “berat hati” mengumumkan ia akan mengundurkan diri sebagai pemimpin Partai Buruh.
Dengan sekitar 3,5 persen pemilih mengalihkan dukungannya kepada Koalisi, Abbot memimpin Koalisi Oposisi menuju ke kemenangan besar, merebut sejumlah daerah pemilihan di Tasmania, Victoria dan New South Wales.
“Saya merasa bangga sekaligus bersyukur pada saat saya memangku tugas pemerintahan. Masa kampanye telah berlalu, masa untuk memerintah telah tiba. Saya berjanji pada diri sendiri untuk melayani negara,” katanya di depan para pendukung Partai Liberal yang bergembira di Sydney.
“Sekarang saya akan membentuk suatu pemerintah yang kompeten, yang dapat dipercaya, dan yang siap melaksanakan komitmen kepada rakyat Australia dengan tekad bulat dan mantap dan sistematis.
“Dalam waktu tiga tahun, pajak karbon akan dihapuskan, kapal-kapal pencari suaka akan dihentikan, APBN akan menuju surplus dan jalan-jalan raya abad ke-21 akhirnya akan dibangun.”
“Dan mulai sekarang, saya menyatakan Australia berada dibawah management baru dan Australia sekali lagi siap dengan pemerintahan baru.”
Ia mengemukakan bahwa “ratusan-ribu orang telah memilih Koalisi untuk pertama-kalinya dalam pemilu ini. Pemerintahnya tidak akan “mengecewakan mereka”.
“Pemerintah yang baik adalah yang memerintah untuk seluruh rakyat Australia – termasuk mereka yang tidak memilihnya,” katanya.
“Suatu pemerintah yang baik adalah yang tugasnya membantu semua orang memaksimalkan potensi mereka, kaum bumiputra, orang-orang dengan disabilitas dan keluarga-keluarga yang terlupakan, serta mereka yang oleh Menzies dilukiskan sebagai orang-orang yang memberi kontribusi, bukan yang hanya mau menerima bantuan,” katanya.
“Kita tidak akan meninggalkan siapapun.”
Dengan 70 persen suara selesai dihitung, Koalisi telah meraih 53,5 persen suara atas dasar preferensi dua partai, yang berarti 3,6 pemilih mengalihkan dukungannya kepada Koalisi.
Rudd: Partai Buruh Perlu Perombakan
Kevin Rudd mengatakan, Partai Buruh perlu perombakan.
“Pimpinan Partai Buruh perlu perombakan. Saya tahu ini bukan berita menyenangkan bagi sebagian orang,” katanya kepada para pendukungnya.
Orang yang pernah dua kali menjadi perdana menteri itu mengatakan, ia tahu, “Partai Buruh sangat terpukul malam ini”.
“Dan sebagai perdana menteri dan pemimpin Partai Buruh saya menerima tanggung-jawab”.
Namun ia menambahkan, betapa bangganya ia bahwa tidak ada menteri kabinet Partai Buruh yang kehialngan kursi dan bahwa Partai Buruh tetap bertahan di Queensland.
Rudd merebut kepemimpinan Partai Buruh dari tangan Julia Gillard pada bulan Juni, setelah memenangkan suara dalam pemungutan suara Kaukus dari para anggota Parlemen yang berpendapat, Rudd lebih mampu menyelamatkan Partai Buruh dari kekalahan dalam pemilu.
Akan tetapi, tokoh-tokoh Partai Buruh segera menyalahkan perpecahan antara Rudd dan Gillard sebagai penyebab kekalahan pemilu, meskipun belum ada yang terang-terangan menyebut nama Rudd.
Apa yang Akan Dilakukan PM Baru
Setelah menyatakan kemenangan, Abbot mengulangi janji-janji kampanye yang utama untuk mengusahakan APBN mengalami surplus, menghapuskan pajak karbon dan menghentikan kapal pencari suaka.
Janji-janji itu mungkin sulit dipenuhi dan ia perlu segera menunjukkan tanda-tanda sukses di bidang-bidang tersebut demi menghindari kecaman politik.
Abbott berpendapat, merampingkan birokrasi, memiliki strategi fiskal yang kokoh dan mendukung usaha swasta akan membantu mengubah apa yang dinamakannya “budget emergency”.
Kebijakan perlindungan perbatasan Abbot akan mempengaruhi langsung hubungan Australia dengan negara-negara tetangga yang penting, khususnya Indonesia.
Rencana Abbot adalah mengangkat seorang perwira militer senior yang bertugas mengamankan perbatasan Australia, meneruskan pemrosesan di luar Australia, menolak kapal-kapal pencari suaka apabila aman dilakukan dan membeli kapal-kapal penyelundup manusia di Indonesia.[]
SUMBER : RADIO AUSTRALIA