ABC AUSTRALIA NETWORK
Indonesia akan menyelenggarakan kontes kecantikan khusus bagi kaum muslimah, Rabu (18/9/2013) di Jakarta, sebagai tandingan kontes kecantikan Miss World.
Kontes berjuluk Muslimah World ini, menurut penyelenggara Eka Shanti, merupakan jawaban terhadap kontes Miss World yang diadakan di Bali dan mendapat protes sejumlah pihak.
“Muslimah World merupakan kontes kecantikan namun persyaratannya berbeda dengan Miss World,” jelas Eka Shanti. Syarat dimaksud termasuk ketentuan bahwa peserta yang tampil harus mampu menjadi panutan, dan bagaimana mereka menyeimbangkan kehidupan spiritual dalam dunia modern saat ini.
Ada 20 finalis Muslimah World yang diseleksi dari lebih 500 calon peserta yang mendaftar secara online. Seleksinya termasuk kemampuan calon membaca kitab suci Alquran, dan alasan-alasan bagaimana mereka memutuskan mengenakan jilbab.
Para finalis ini berasal dari Iran, Malaysia, Brunei, Bangladesh, Nigeria dan Indonesia sendiri. Mereka akan menampilkan aneka busana Muslim, yang menurut Eka Shanti, merupakan kesempatan untuk menunjukkan bahwa kaum wanita Islam sebenarnya tidak perlu mempertontonkan bagian-bagian tubuhnya untuk dapat tampil cantik.
Eka Shanti menyatakan pihaknya tidak mendukung pelarangan kontes Miss World yang kini sedang berlangsung di Bali, mengingat Indonesia terdiri atas beragam budaya dan kepercayaan. “Kami tidak ingin ikut-ikutan mengatakan tidak kepada Miss World. Kami hanya ingin memberikan pilihan bagi generasi muda apakah mereka ingin seperti perempuan yang ikut Miss World atau perempuan yang ikut Muslimah World,” jelasnya.
Kontes Miss World mendapat protes berkepanjangan dan pihak penyelenggaranya telah memutuskan untuk meniadakan peragaan pakaian pantai.
Pemerintah Indonesia telah memutuskan final Miss World dipusatkan di Bali saja, dari rencana penyelenggara untuk menggelarnya di Jakarta. Namun protes masih terus berlanjut, termasuk dari kelompok Hizbut Tahrir Indonesia yang berdemo di Yogyakarta dengan tuntutan menolak kontes Miss World diadakan di Indonesia.
Para finalis Miss World juga menjadi bulan-bulanan dari para demonstran Front Pembela Islam di Jakarta yang menuding kegiatan itu sebagai “kontes para pelacur”.[]
SUMBER : RADIO AUSTRALIA