Ahmad Fauzan Sazli
Robot pengusir nyamuk kreasi mahasiswa UGM. FOTO : UGM
YOGYAKARTA, KabarKampus – Mahasiswa Universitas Gadjah Mada mengembangkan sebuah robot yang dapat secara efektif mengusir nyamuk dan ramah lingkungan. Robot ini mengusir nyamuk dengan memanfaatkan gelombang ultrasonik.
Adalah Agus Wigardi, mahasiswa jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik UGM, bersama Diah Budiasih, Dwi Puspitarini, dan Aditya Doni P, mahasiswa Fakultas Kedokteran serta Saprindo Prabantara mahasiswa Fakultas Mipa yang berhasil mengembangkan robot ini.
Menurut Agus, banyak masyarakat mengusir nyamuk dengan obat nyamuk bakar dan semprot. Padahal cara itu tidak bagus buat kesehatan. Begitu juga obat nyamuk elektrik, dalam jangka panjang penggunanya akan merasakan gangguan kesehatan seperti pusing dan gatal-gatal.
Agus menjelaskan, gelombang ultrasonik merupakan salah satu jenis gelombang dengan frekuensi tinggi diatas 20 kiloHertz. Gelombang ini bisa didengar oleh hewan-hewan tertentu semisal kelelawar, serangga, termasuk nyamuk.
“Jadi begitu mendengar frekuensi gelombang ultrasonik, nyamuk-nyamuk akan merasa terganggu dan menyingkir. Namun, gelombang ini aman bagi manusia karena gelombang suara yang bisa didengar manusia antara 20 Hertz-20 kiloHertz,” papar Agus.
Kelima mahasiswa itu menamakan robot ini dengan Robotack-O-Mos. Bentuknya tidak berbentuk seperti robot pada umumnya, namun berupa lampu hias. Selain itu di dalam robot ini menggunakan sejumlah komponen seperti motor penggerak, buzzer, aki, dan speaker.
“Jadi selain bisa mengusir nyamuk, alat ini bisa dipakai sebagai lampu hias,” kata Agus.
Saprindo menambahkan, bahwa payung lampu bisa berputar hingga 180 derajat dan memancarkan suara ultrasonik. Nyamuk akan pergi ketika mendengar gelombang suara dihidupkan.
Saprindo mengatakan mereka menciptakan dua buah model robot anti nyamuk yaitu robot berukuran kecil berukuran 15×15 cm dengan tinggi 40 cm dan berat sebesar 1 kg, dan robot berukuran besar 30×30 cm, tinngi 1,2 m dengan berat 10 kg.
Selain itu, dalam mendesain Rbot ini, kelima mahasiswa ini menambahkan ukiran alumunium dan kuningan yang menjadi ciri khas DIY pada penutup lampu. Ukiran tersebut menggambarkan kekhasan Yogyakarta seperti keraton, Gunung Merapi, dan Candi Prambanan.
Mereka berharap dengan robot ini nantinya bisa menekan timbulnya penyakit akibat serangan nyamuk seperti DBD, malaria, cikungunya hingga filariasis. Kedepan mereka berencana untuk melakukan penelitian lanjutan untuk mengembangkan alat pengusir hewan lain misalnya kecoak, ular, dan lainnya.[]