Ahmad Fauzan Sazli
Retno Sunarni (kanan), kepala Seksi Penyelarasan Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen DIKTI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI dan Angga Dwi Martha, Youth Advocate at United Nations (kiri) dalam diskusi Education to Employment : What Would (Youth) Educator Do?” di kampus USBI, Jakarta, Sabtu, (26/10/2013). FOTO : AHMAD FAUZAN SAZLI
JAKARTA, KabarKampus – Sebanyak 150 pemuda yang terdiri dari mahasiswa dan pelajar mengikuti ajang National Future Educators Conference (NFEC) di kampus Universitas Siswa Bangsa Internasional (USBI), Jakarta, Sabtu, (26/10/2013). Kegiatan yang telah menginjak tahun kedua ini mengusung tema Education to Employment : What Would (Youth) Educator Do?”
Menurut Hana Sofiana, ketua pelakasana, tema ini dipilih berdasarkan penelitian McKinsey, UNESCO, dan ILO pada tahun 2008 menemukan adanya kesenjangan antara sistem pendidikan dengan dunia kerja. Dimana lulusan yang dihasilkan perguruan tinggi tidak sesuai dengan yang dibutuhkan pengguna kerja.
“Lulusan tersebut tidak mempunyai skill. Dampaknya pengguna tenaga kerja tidak percaya terhadap lulusan tersebut,” kata Sofia.
Menurut Sofia, seperti lulusan matematika yang banyak mempelajari matematika. Dalam dunia kerja semua yang dipelajari tersebut tidak digunakan. Oleh karena itu perlu yang namanya soft skill, team work skill, dan sebagainya.
Sofia menjelaskan, dengan kegiatan ini mereka ingin mengambil bagian untuk meningkatkan skill tersebut. Diharapkan kegiatan ini menginspirasi peserta untuk meningkatkan skill mereka.
NFEC berlangsung selama dua hari, dari tanggal 26 – 27 Oktober 2013. Kegiatan ini diikuti mahasiswa dan pelajar dari berbagai provinsi di Indonesia. Adapun rangkaian acara ini terdiri dari diskusi dan talk show mengenai tema tersebut.[]
