Ahmad Fauzan Sazli
FOTO : AHMAD FAUZAN SAZLI
JAKARTA, KabarKampus – Joko Widodo dan Basuki Tjahaya Purnama pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta genap setahun memimpin Jakarta pada 15 Oktober 2013 besok. Selama setahun tersebut, tentunya kepemimpinan Jokowi dan Ahok ini banyak mendapat pujian dan juga kritikan.
Lalu bagaimana mahasiswa Jakarta melihat kepemimpinan dua orang yang paling berkuasa di Jakarta tersebut?
Fajar Tri Nugroho, mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) mengatakan, bahwa selama satu tahun sepak terjang Jokowi dan Ahok, mereka bagus dalam beberapa aspek.
“Mulai dari keberhasilannya dalam menangani pasar Tanah Abang, Waduk Pluit, dan Waduk Ria-Rio. Keberhasilannya ini harus diapresiasi,” katanya.
Namun menurut Fajar, Jokowi perlu diingatkan lagi bahwa ia harus mengutamakan kepentingan Jakarta daripada golongannya. Jokowi jangan sering-sering membantu teman-temannya yang sedang mencalonkan diri sebagai pemimpin. Dan semoga Jokowi tidak menjadi kutu loncat alias jadi capres. Karena bila terjadi, artinya Jokowi tidak berniat menjadi pelayan masyarakat.
“Pokoknya Jokowi harus menuntaskan janji-janjinya saat kampanye dulu, seperti KJS yang harus merata dan pendidikan yang terjangkau. Percuma Jakarta bagus kalau hanya casingnya saja,” jelas Fajar.
Sementara Feri Agus Setiawan, mahasiswa Universitas Nasional, mengatakan, selama satu tahun kepemimpinan, Jokowi terlihat tegas dalam menjalankan programnya. Jokowi berhasil menertipkan pedagang kaki lima, rumah di bantaran waduk, pembangunan transportasi massal, dan program KJS.
”Ini menenggambarkan tidak ada kompromi untuk membuat Jakarta baru ala Jokowi dan Ahok.
Menurutnya, ketegasan itulah yang membuat program Jokowi – Ahok berjalan , walaupun belum semuanya berjalan. Seperti saat ini, warga Jakarta masih merasakan macet.
Meski demikian, Feri melihat, persoalan -persoalan Jakarta seperti kemacetan dan banjir telah menjadi perhatian Jokowi. Jokowi telah melakukan pengerukan sungai dan merelokasi warga di bantaran sungai. Namun menurut Feri, ada program Jokowi yang terlihat ganjil baginya, yaitu rencana program nomor plat ganjil bagi kendaraan di Jakarta. Padahal program ini tidak maksimal
Sedangkan Ray Erlangga Siregar, mahasiswa Universitas Indonesia mengatakan, bahwa sejauh ini ia melihat kepemimpinan Jokowi masih dalam koridornya. Kebijakannya masih berorientasi pada rakyat. Hal tersebut bisa dilihat dari beberapa kebijakan yang dikelaurkan, untuk menangani masalah Jakarta.
“Namun saya melihat Jokowi masih fokus terhadap masalah penokohan dirinya,” katanya.
Dalam kesempatan ini, Ray berharap kedepannya Jokowi lebih banyak lagi melakukan tindakan nyata dalam upaya menangani berbagai masalah di Jakarta.[]