Ahmad Fauzan Sazli
Aksi teatrikal mahasiswa Unpam di depan kampu Unpam, Tanggerang, Senin, (21/10/2013). FOTO : Yudi
JAKARTA, KabarKampus – Sebanyak sekitar 100 mahasiswa Universitas Pamulang (Unpam) menggelar peringatan satu tahun Tragedi Unpam di depan kampus Unpam, Senin, (21/10/2013). Aksi tersebut ingin mengingatkan kepada mahasiswa dan masyarakat agar tidak lupa atas kekerasan yang dilakukan polisi terhadap mahasiswa Unpam satu tahun lalu.
Dalam aksinya mahasiswa membagikan bunga dan selebaran serta melakukan orasi secara bergantian. Mereka juga melakukan teatrikal dengan mengecat seluruh tubuh yang di tengahnya dituliskan tanggal terjadinya tragedi Unpam tersebut.
Asep, mahasiswa Hukum Unpam mengatakan, bahwa tepat satu tahun yang lalu, yakni pada tanggal 18 Oktober 2012, Universitas Pamulang diberondong peluru dan gas air mata. Akibat dari tindakan polisi tersebut mahasiswa Unpam dibawa ke rumah sakit karena tertembak. Kemudian justru mahasiswa Unpam dikriminalisasi dan dipenjara. Sementara polisi yang menembak mahasiswa masih berkeliaran bebas hingga sekarang.
“Tragedi Unpam bukan hanya milik mahasiswa Unpam, namun menjadi kesejarahan mahasiswa Indonesia,” kata Asep.
Menurut Asep, hal itu karena kekerasan polisi terhadap mahasiswa Unpam bukanlah kekerasan yang terakhir, namun masih berlanjut hingga saat ini sebagai arogansi tindakan polisi. Peristiwa kekerasan itu antara lain, dipenjarakannya 14 mahasiswa medan dan petani Indramayu yang memperjuangkan haknya.
“Untuk itu kami melawan lupa dan tunduk terhadap arogansi, kekerasan dan kriminalisasi yang dilakukan Polri,” kata Asep.
Dalam kesempatan tersebut mahasiswa menuntut kepada Polri agar membebaskan mahasiswa medan dan enam petani Indramayu yang ditangkap polisi.
Aksi ini berlangsung damai dan tertib. Usai melakukan orasi secara bergantian dan teatrikal, mahasiswa kemudian masuk ke dalam kampus.[]
