Ahmad Fauzan Sazli
Mahasiswa Trisakti coret tulisan milik “Negara” menjadi milik “Mahasiswa” di sekitar kampus Trisakti, Jakarta, Senin, (11/11/2013).
JAKARTA, KabarKampus – Sejumlah mahasiswa Universitas Trisakti kecewa atas konflik yang berlarut-larut antara pihak Rektorat dan Yayasan Trisakti. Bagi mereka, konflik yang telah berlangung sejak 2002 tersebut telah banyak merugikan mahasiswa.
Untuk mengungkapkan kekecewaan tersebut, mahasiswa mengganti baliho, spanduk, dan plang yang bertuliskan Universitas Trisakti Milik Pemerintah atau Negara menjadi tulisan “Trisakti Milik Mahasiswa”. Aksi tersebut dilakukan dengan cat pilok di malam hari saat kampus dalam keadaan sepi.
Aksi coret-coret mahasiswa ini dilakukan setelah PN Jakarta Barat gagal mengesekusi rektor dan sejumlah pejabat di kampus tersebut pada, Kamis, 06/11/2013. Baliho, spanduk, dan plang yang dicorat-coret mahasiswa ini dibuat oleh pihak rektor sebagai dasar pihak rektorat tidak dapat dieksekusi oleh PN Jakarta Barat.
“Kami tidak pro ke Yayasan, begitu juga ke Rektorat. Kami hanya ingin masalah ini selesai,” kata salah satu mahasiswa yang turut mencoret plang dan spanduk, Senin, (11/11/2013).
Mahasiswa tersebut menjelaskan, akibat kasus ini, mahasiswa banyak dirugikan. Proses belajar mengajar terganggu, UTS harus diundur karena eksekusi ini. Selain itu setiap konflik selalu ada preman yang turun baik dari pihak rektorat maupun pihak rektor.
“Di sisi lain kerugiannya adalah, masyarakat antipati dengan Trisakti,” jelas mahasiswa.
Menurutnya, konflik ini harus cepat selesai. Pemerintah dan semua pihak yang berkepentingan harus turun tangan menyelesaikan konflik ini.
“Kami kuliah di kampus ini dengan uang. Jadi kampus ini bukan milik siapa-siapa melainkan milik mahasiswa,” ungkapya.[]
