Anak muda kota Bandung membuat mural sebagai bentuk kepedulian terhadap pelestarian hutan kota Babakan Siliwangi, Bandung. FOTO : PRABOWO SETYADI
Frino Bariarcianur
Mengapa sejumlah seniman mengekspresikan kegelisahannya di ruang publik? Bentuk-bentuk kesenian apa saja yang paling sering kita lihat? Mengapa karya-karya itu mencuri perhatian? Sejumlah pertanyaan dapat kita susun saat melihat karya seni yang berhamburan di ruang publik, baik itu di jalan, tembok kota dan sebagainya.
Dalam Pameran Arsip dan Dokumentasi Street Art yang digagas oleh Indonesia Street Art Database (ISAD), publik akan diajak melihat lebih jauh praktek-praktek seni di ruang publik. Pertanyaan pun tentu akan lebih beragam lagi. Seperti, apakah seni di ruang publik itu menjadi elemen estetis diantara tembok-tembok kota saja? Apakah benar telah menjadi medium yang mampu menyuarakan berbagai aspirasi warga?
Pameran Arsip dan Dokumentasi Street Art ini akan membedah berbagai motif pelaku seni di ruang publik, baik yang dilakukan perorangan maupun secara komunal. Pamerannya sendiri memamerkan berbagai arsip foto, poster, kliping, video dan teks mengenai perkembangan street art di kota-kota seperti Aceh, Jakarta, Kendal, Kudus, Kuningan, Magelang, Medan, Pekalongan, Semarang, Solo, Tanggerang dan Wonosobo.
Selain serangkaian pameran arsip, juga akan diisi oleh pemutaran film dari Hiphopindo.net,video screening dan diskusi dari INA Walls, pemberian Indonesian Street Art Awards, presentasi khusus dari Tembok Bomber, bazaar komunitas, lokakarya Graffiti dari CK Graffiti Forum dan juga penampilan musik antara lain dari Yacko, Indobeatbox, Jhonsound & Night Club, Kojek, Racun Kota, Dangerdope dan masih banyak lagi.
Catat tanggalnya, 23 November hingga 1 Desember 2013, di Rumah Bintang, Jalan Pasar Minggu Raya no. 33, Jakarta Selatan. []
INFORMASI
Lisna Atmadiardjo
Media Relasi dan Komunikasi
085215565835
lisnaadwi@gmail.com