More

    Anak Muda Jakarta Bangun Gerakan Hapuskan Ospek

    Ahmad Fauzan Sazli

    21 12 2013 Tolak OSPEK

    Sekelompok anak muda mengusung gerakan tolak Ospek dan MOS di Taman Surapati, Jakarta, Sabtu, (21/12/2013). FOTO : AHMAD FAUZAN SAZLI

    - Advertisement -

    JAKARTA, KabarKampus – Sekitar 50 anak muda yang terdiri dari mahasiswa dan siswa di Jakarta berkumpul di Taman Surapati, Jakarta Pusat, Sabtu, (21/12/2013). Dalam pertemuan itu mereka berbagi pengalaman mengenai Orientasi Pengenalan Kampus (Ospek) dan Masa Orientasi Siswa (MOS) yang terjadi di sekitar mereka.

    Salah satu peserta pertemuan tersebut Muthia Pratiwi, mahasiswi London School of Public Relation Jakarta. Muthia mengaku di kampusnya tidak menerapkan Ospek. Namun pengalaman di bully oleh kaka seniornya dialami Muthia di SMA.

    “Waktu di SMA, semua hal yang kami lakukan dianggap salah oleh kakak kelas. Apa yang kakak kelas ketika itu menjatuhkan harga diri dan martabat saya,” kata Muthia, Kepada KabarKampus, Sabtu, (21/12/2013).

    Padahal menurut Muthia, orang terdekatnya saja pernah menjatuhkan harga diri dan martabatnya. Sementara orang-orang yang baru ia kenal di SMA menjatuhkan harga dirinya dalam kegiatan MOS tersebut.

    Muthia mengatakan, bahwa OSPEK dan MOS harus dihapuskan, karena Ospek tidak ada untungnya. Sebaiknya Ospek tersebut digantikan dengan workshop dan sejenisnya.

    Senada dengan Muthia, Rininda dari NGO Sejiwa mengejelaskan, bahwa Ospek dan MOS harus diganti secara total baik dari segi isi maupun nama. Dari namanya saja sudah identik dengan kekerasan.

    “Materinya pun harus diganti dengan materi yang berisi skill bagaimana dia mahasiswa belajar di institusi tempat dia kuliah dengan maksimal,” kata Nindha.

    Pengalaman Nindha ketika menjalani Ospek di kampus UI, tempat ia kuliah adalah masih adanya bentakan dari seniornya. Ketika itu pada hari kedua Nindha pernah mengalami pingsan karena kelahan akibat Ospek tersebut.

    Namun menurut Nindha, Ospk yang terjadi di UI tidak separah yang terjadi di ITN Malang. Dimana mahasiswa baru ITN Malang kepalanya dinjak, rambut digunting dan sebagainya.

    Ninda menjelaskan, pertemuan ini tak hanya sampai di sini. Rencannyanya mereka akan menggalang petisi agar Ospek dan MOS  dihapuskan. Kemudian petisi tersebut diserahkan kepada Kemendikbud. “Kemendibud harus tahu bahwa persoalan pendidian tidak hanya soal nilai rendah, namun juga persoaan bullying.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here