Ahmad Fauzan Sazli
YOGYAKARTA, KabarKampus – Bekicot atau achatina fulica ferussac kerap dianggap hama atau hewan yang tidak memilliki kontribusi terhadap manusia. Padahal jika dikaji lebih dalam, hewat ini memberikan manfaat yang luar biasa untk menusia, seperti untuk pakan ternak dan sumber makanan alternatif.
Dari penelitian Rekno Wulan, Apriyana Sandranuari, Rachma Trihani Praptiwi, Nuri Kiswandari, dan Avi Nurul Makrifah.mahasiswa Prodi Pendidikan IPA FMIPA UNY yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKM-P) berhasil membuat saleb luka bakar dari Lendir Bekicot (Acatinafulica) dan Uji Aktivitasnya sebagai Anti Bakteri Pseudomonas Aeruginosa.
Menurut Rekno, berdasarkan pengamatanmereka terhadap masyarakat di desa Tegal Grudo Mojayan memanfaatkan mucus bekicot sebagai obat luka luar. Mereka mengoleskan mucus bekicot pada saat mereka terluka. Hasilnya tersebut lebih cepat kering.
“Berdasarkan alasan tersebut, kami tertarik untuk mengembangkan penelitian tentang salep luka bakar lendir bekicot dan uji aktivitasnya sebagai anti bakteri dan uji aktivitasnya dalam membunuh bakteri pseudomonas aeruginosa,” kata Rekno.
Retno menjelaskan, bahan kimia yang terkandung di dalam mucus/lendir bekicot antara lain achatin isolat, heparan sulfat, dan calsium. Achatin isolat bermanfaat sebagai anti bakteri dan anti nyeri. Sementara heparan sulfat bermanfaat dalam mempercepat proses penyembuhan luka dengan membantu proses pembekuan darah dan calsium berperan dalam hemostatis.
Uji Anti Bakteri Lendir Bekicot terhadap pseudomonas aeruginosa ini mengunakan lendir bekicot sawah. Dalam pengujian ini digunakan tiga variasi lendir bekicot, yaitu 25%, 50%, dan 75%. Pengujian dilakukan dengan teknik wall difuson.
Setelah melakukan uji aktivitas bakteri, salep luka bakar lendir bekicot yang dibuat ialah salep dengan menggunakan konsentrasi lendir sebanyak 25%. Uji bakteri dengan konsentrasi tersebut telah mampu menghambat aktivitas anti bakteri pseudomonas aeruginosa sehingga salep luka bakar lendir bekicot yang akan dibuat ialah dengan konsentrasi 25%.
Adapun jumlah salep yang dibuat pada penelitian ini adalah 100 gram dengan perbandingan lendir bekicot 25 gram dan bahan campuran pembuat salep yaitu vaselin sebanyak 75 gram.
Pembuatan salep ini dilakukan dengan cara mencampurkan lendir dan vaselin menjadi satu sampai tercampur menjadi homogen. Setelah adonan salep tercampur menjadi homogen, bahan salep ini di-inkubasi di dalam freezer kemudian didiamkan selama 24 jam. Setelah itu, salep lendir bekicot siap digunakan. Salep luka bakar tersebut merupakan salep tingkat ringan yang digunakan di bagian kulit epidermis. []
nice. pengobatan yg sederhana spt contoh luka bakar krena knalpot, dll