ABC AUSTRALIA NETWORK
Phil Critchlow adalah seorang kolektor papan selancar yang tinggal di Tasmania, Australia. Papan yang dikoleksinya bukanlah yang cantik atau yang terbaru, melainkan yang tua dan menyimpan sejarah.
Ia bercanda bahwa ayahnya menyesal melakukan hal tersebut.
“Ayah saya masih suka berkata bahwa itu hal terburuk yang pernah ia lakukan,” ujar Critchlow sambil tertawa, “Saya rasa, saat itu ia hanya ingin saya menjadi laki-laki yang cekatan mengaduk semen dengan menggunakan sekop.”
Sejak diberikan papan pertama oleh ayahnya 50 tahun lalu, Critchlow, yang kini berusia 61 tahun, ketagihan berselancar dan juga mengkoleksi papan selancar.
Menurutnya, tiap papan selancar punya cerita tersendiri.
Dari goresan berbentuk kepala di sebuah papan, bisa dilihat bahwa pada suatu waktu penggunanya pernah hampir tewas. Ada banyak juga cerita di balik papan-papan tersebut, tentang perancang, penghias, dan pembuatnya.
Critchlow kini punya lebih dari 100 papan selancar. Ia telah menulis cerita tentang hampir setiap papan. Namun, cerita masing-masing papan terus bertambah.
“Misalnya papan sirip tiga [thruster] Simon Anderson yang satu itu, saya sudah ada lima peselancar di gudang ini. Peselancar setempat yang mengendarai ombak atau liukan pertama mereka di atas papan itu,” ceritanya.
Pekerjaan Critchlow pun tak jauh dari laut, seperti memancing dan menyelam untuk kerang abalone.
“Untungnya, istri saya Audrey juga senang berselancar dan Ia tertarik mengkoleksi juga. Kita punya banyak pengalaman yang menyenangkan, bertemu orang-orang dan mendengarkan cerita mereka,” ucapnya, “Dan ada juga rasa senang ketika kita menemukan sesuatu yang istimewa dan kaya akan sejarah. Seringkali, kita menemukan papan-papan klasik di toko barang bekas…”
Ada beberapa papan yang sangat istimewa dalam koleksi Critchlow. Salah satunya adalah papan yang menurut Critchlow dibuat di Tasmania Selatan pada tahun 1956.
Ada perdebatan tentang siapa yang pertama kali berselancar di Tasmania, dan kapan itu terjadi.
Seringkali, Ia berniat membeli sebuah papan dari peselancar yang telah berusia lanjut, dan akhirnya tidak jadi membeli dan malah menyarankan sang peselancar untuk menyimpan papan tersebut sebagai kenang-kenangan dari masa keemasan mereka.
“Misalnya, ada orang yang sambil duduk bercerita ‘lihat, saya dapat bekas luka di kepala saya, dan papan ini ada warna gelap di dekat ujungnya, ini gara-gara kejadian saat saya berselancar di Hobart points,” cerita Critchlow, “Mata mereka berbinar, dan mereka terkenang kembali. Saya ambil kain bekas, saya bersihkan [papan itu], dan saya cari tempat untuk memajangnya, dan saya katakan ke mereka ‘simpan saja’.”[]
Sumber :
http: www.radioaustralia.net.au