ABC AUSTRALIA NETWORK
Jeremy Dullard menunjukkan kecintaanya terhadap musik gamelan dengan mendirikan sekolah musik Bali. Sudah lebih dari 10 tahun, Dullard dengan gigih memperkenalkan gamelan di Australia. Selain manggung, ia juga berkeliling melakukan pelatihan gamelan.
Jeremy Dullard adalah pendiri yang juga kini menjadi direktur Academi Music Bali, Gamelan DanAnda yang berbasis di Melbourne, Australia. Sebelumnya ia sudah bermain sejumlah alat musik dengan aliran klasik, jazz, dan pop.
Menurut Dullard, gamelan adalah sebuah orkestra yang unik.
“Musik gamelan ini memiliki nada yang khas, selain juga bentuknya yang sangat unik dan antik,” ujar Dullard. “Tidak seperti musik barat seperti pada umumnya, setiap pemainnya, sebagai individu, memainkan nadanya masing-masing namun bisa menghasilkan irama yang indah.”
Dullard pertama kali mengenal gamelan saat ia bersekolah di Victorian College of the Arts (VCA) di tahun 2002. Ia pun pernah membentuk kuartet instrumen musik Bali pada tahun 2004. Selama enam tahun hingga 2010 kelompok kuartetnya, ‘Byar’ bekerja sama dengan ‘MusicaViva In School’ berkeliling Australia untuk memberikan pelatihan soal gamelan pada siswa-siswi pelajar sekolah dasar dan sekolah menengah.
Di tahun 2006, Dullard pernah mengunjungi Bali sebagai bagian dari studinya, dimana ia menjalin persahabatan bersama sejumlah musisi lokal di sana.
Dullard kemudian kembali ke Melbourne dan mulai mengajar di VCA pada tahun 2007 dan NMIT pada tahun 2008 untuk seni gamelan angklung, sebelum akhirnya memutuskan untuk membentuk akademi musik Bali, Gamelan DanAnda.
Menurutnya, Melbourne adalah tempat yang pas untuk bisa mempelajari budaya lain, termasuk seni musik dan tari dari Bali.
“Melbourne adalah kota kreatif yang banyak menghasilkan karya seni dengan menggunakan berbagai medium, sehingga inovasi yang kolaboratif seperti tidak ada habisnya di kota ini,” aku Dullard.
Ada lima jenis ansambel yang diperkenalkan oleh akademi ini: baleganjur, rindik, gender wayang, slonding, dan gong kebyar.
“Saya mendapatkan semua ini langsung dari Indonesia dan membutuhkan waktu hampir sepuluh tahun untuk akhirnya bisa memiliki semuanya lengkap,” jelasnya.
Akademi asuhannya ini terbuka bagi semua kalangan. Latihan digelar di kawasan Thronbury, sekitar 7 kilometer dari kota Melbourne.
“Kami berlatih setiap hari Minggu, Selasa, dan Kamis atau tiga kali dalam sepekan. Satu kali latihan biasanya sekitar tiga jam,” kata Dullard.
Saat berlatih, para muridnya diharuskan untuk mendengarkan musik gamelan di rumah masing-masing untuk menangkap irama yang dimainkan.
“Mereka pun diwajibkan untuk menghafal bagian mereka dan juga berlatih untuk tetap tersenyum saat memainkan instrumen,” tambahnya.
Para murid biasanya akan diberi kesempatan untuk manggung atau tampil di sejumlah acara. Seperti pada Festival Moomba 2014. Ini adalah festival rakyat terbesar di Melbourne yang digelar setiap tahunnya.
Selain tampil menghibur para pengunjung dengan suguhan gamelan dan tarian Bali, para pemain gamelan juga mengajak penonton untuk mencoba memainkan gamelan.
“Saya benar-benar senang saat memukul gamelan, suaranya indah. Saya ingin bergabung dengan mereka,” ujar Tina salah satu penonton yang mencoba memainkan gamelan. []