More

    Potensi Generasi Intelektual Membangun Bangsa

    Nur Atika*

    21 03 2013 Atika
    Nur Atika

    Mahasiswa dengan segala kelebihan intelektual dan fisiknya, menjadi ujung tombak harapan bangsa dalam menciptakan perubahan (agent of change). Sebagai agent of change, mahasiswa  memiliki berbagai cara dalam mengkongkretkan peranannya untuk membangun Indonesia.

    Sebut saja pada era 1928, dimana para mahasiswa dan kaum muda bangsa, berkontribusi bagi pembangunan bangsa melalui eksistensinya dalam organisasi besar yang diinisiasinya. Kemudian pada masa reformasi, mahasiswa menunjukkan bukti konkret kepeduliannya terhadap nasib bangsa melalui aksi turun ke jalan atau istilah populer domonstrasi. Lalu, pada era modernisasi saat ini, dengan cara apakah mahasiswa dapat mengaktualisasikan diri dalam membangu bangsa?

    - Advertisement -

    Di era global saat ini, mahasiswa seyogyanya bisa berkontribusi bagi pembangunan bangsa melalui pemikiran, karya, dan kontribusi terbaiknya bagi bangsa. Sehingga tak terelakkan lagi bahwa pertarungan intelektualitas mahasiswa di pusat-pusat riset dan lapangan nyata haruslah lebih distimulus dan didukung oleh berbagai pihak.

    Dukungan penuh dari berbagai stakeholder dalam menumbuhkembangkan potensi dan passion mahasiswa, terutama di bidang pendidikan, teknologi dan riset sangat diperlukan. Hal ini bertujuan agar generasi muda Indonesia tidak terjerumus menjadi “penikmat” belaka dari kemajuan teknologi, namun juga akan menjadi calon-calon “pencipta”, “inovator”, dan “pengembang” dari teknologi tersebut.

    Stereotype yang berkembang di masyarakat bahwa bangsa kita ini adalah bangsa yang kosumtif harus segera diubah secara bertahap. Untuk itulah, iklim yang mendukung mahasiswa untuk unjuk kemampuan diri di bidang pendidikan, riset, dan teknologi harus dikembangkan. Melalui tangan-tangan kreatif dan ide segar dari kaum muda (mahasiswa) diharapkan mampu membawa bangsa kita menjadi bangsa yang produktif dan kreatif.

    Publikasi karya ilmiah menjadi salah satu indikator kemajuan inovasi, kreativititas dan produktivas bangsa. Ironisnya, fakta dilapangan menyebutkan bahwa publikasi penelitian maupun karya ilmiah di Indonesia masih sangatlah minim, jika dibandingkan dengan negara lain, termasuk Malaysia dan Thailand. Padahal, setiap gagasan atau  penemuan seyogyanya dapat dipublikasikan baik di jurnal internasional maupun nasional, atau setidaknya diejawantahkan dalam bentuk tulisan populer di media massa atau minimal disebarluaskan dalam seminar-seminar atau forum keilmuan agar terjadi transfer informasi dan ilmu pengetahuan.

    Mengurai faktor masih rendahnya publikasi ilmiah mahasiswa di Indonesia sangatlah kompleks. Salah satunya karena masih rendahnya dukungan pemerintah terhadap tumbuhkembang dunia riset itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dari jumlah perpustakaan, fasilitas penelitian, dan labratorium yang masih terbilang relatif minim.

    Berkaca pada negara tetangga, Iran, dimana pemerintahnya berani memberi anggaran lebih pada riset dan memberi otoritas pada setiap universitas untuk mengelola penelitian, maka Indonesia masih tertinggal. Tentu kita berharap bahwa semoga ke depan, pemerintah memiliki inisiatif dan rencana strategis untuk mendukung penuh iklim riset di Indonesia, mengoptimalkan potensi generasi muda Indonesia (mahasiswa) dalam bidang riset, pendidikan, dan teknologi, demi menuju Indonesia yang produktif, inovatif dan bermartabat.[]

    *Nur Atika merupakan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI). Ia merupakan mahasiswa beprestasi dari FKM UI. Sejumlah presitasi pernah diraihnya, antara lain : 2nd Winner of Act of Random Kindness Proposal Project Competition, Asia Pasific Student Forum (2013), 1st Winner of The Most Outstanding Student of Public Health Faculty of Universitas Indonesia (2013), Delegate of Indonesia in Association Of Pacific Rim University Student Leaders Forum, in Far Eastern Federal University, Vladivostok Russia (2013), Receiver of Student Research Financing (Hibah Riset Mahasiswa) Faculty of Public Health of Universitas Indonesia (2013), dan Awarded as Active Participant in General Lecture of Public Health of Executive Board Meeting of Asia Pacific Academic Consortium For Public Health (APACPH) (2012).

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here