More

    Robot Gedek Bantu Petani Keringkan Gabah

    Ahmad Fauzan Sazli

    07 04 2014 Robot Gedek Mahasiswa UGM
    Robot Gedek Keringkan Gabah Lebih Cepat. Dok. UGM

    Bentuknya menyerupai tabung berukuran 3 meter. Terbuat dari gedek alias anyaman bambu yang biasa dipakai untuk dinding rumah, kayu, pipa logam dan heater. Pembuatnya menamai benda ini dengan nama Robot Gedek.

    Robot Gedek ini dibuat oleh Ridho Andika, mahasiswa jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian UGM. Alat yang yang dibuatnya berfungsi untuk mengeringkan gabah.

    - Advertisement -

    Ridho menuturkan,  ide untuk membuat ‘Robot Gedek’ awalnya untuk keperluan tugas penulisan skripsi. Dia berkeinginan untuk membantu petani yang selama ini kesulitan mengeringkan gabah saat kondisi cuaca tidak mendukung.

    Menurut Ridho, alat ini diharapkan bisa membantu petani untuk mempercepat mengeringkan gabah milik mereka setelah panen. Karena jika gabah kurang kering bisa mengurangi hasil kualitas beras.

    “Cukup 5-6 jam, gabah seberat 300 kilogram langsung bisa cepat kering,” kata Ridho, Senin (07/04/2014).

    Ia menjelaskan, Robot Gedek dibuat  kurang lebih selama dua bulan. Alat ini bermodalkan uang sekitar kurang lebih Rp 1 juta.

    Ridho beralasan, dipilihnya bahan dari gedek, selain harganya yang relatif murah dan mudah didapat, gedek itu sendiri tahan terhadap udara panas yang disalurkan lewat pipa yang berdiameter 3 desimeter.

    “Bahan gedek sangat fleksibel, saya kira petani nanti bisa membuatnya sendiri,” katanya

    Sementara itu, untuk bisa mengeringkan gabah, Ridho menggunakan heater dengan daya 2000 watt yang dipinjamkan dari pihak Fakultas. Dari heater yang disambungkan listrik ini bisa menyalurkan udara panas lewat pipa yang terhubung pada bagian atas dan bawah penampung gabah yang terbuat dari gedek.

    Temperatur yang dihasilkan dari heater tersebut berkisar antara 60-100 derajat celcius. Bergantung pemanas yang kita tambahkan.

    Selain itu, Robot Gedek ini juga dilengkapi juga dengan alat pengukur tingkat kadar air gabah yang dinamakan moisture meter. Untuk mengeceknya, alat deteksinya dimasukkan pada lubang yang ada di dinding gedek.

    “Setelah 5-6 jam dikeringkan, kadar air gabah sekitar 12 persen, sesuai dengan kadar kering gabah yang disyaratkan,” katanya.

    Meski hanya untuk keperluan skripsi, alat pengering gabah buatan Ridho ini sudah ada yang berminat memakainya. Salah seorang pedagang beras dari Dusun Selokerto, Turi, Sleman, kata Ridho, tertarik dengan alat pengering gabah buatannya itu. Namun begitu, ia belum berpikir untuk membisniskan alatnya itu.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here