Radio Australia Network
Sebuah gym tempat berlatih tinju yang sering digunakan untuk shalat Jumat di daerah Bankstown di Sydney, Australia, kini terancam tutup karena digugat oleh Pemerintah Kota setempat. Alasan gugatan itu, karena izin bangunan ini adalah untuk gym dan bukan untuk beribadah.
Sarana olahraga itu dibangun pasca kerusuhan berbau SARA di daerah Cronulla di Sydney tahun 2005. Sejak itu gym bernama Brotherhood Boxn itu telah menampung aktivitas anak-anak muda muslim di bidang olahraga.
Namun dalam keterangannya kepada ABC, Pemerintah Kota Bankstown mengemukakan, bangunan tersebut memiliki izin sebagai gym tapi bukan sebagai tempat beribadah.
“Kami diberitahu oleh pemilik bangunan bahwa mereka akan mengajukan perubahan izin, yang akan mencakup sarana ibadah shalat Jumat,” demikian dikatakan Pemkot Bankstown. “Namun sampai sekarang kami belum menerima permohonan tersebut”.
Pemkota berdalih, pihaknya menerima banyak keluhan dari warga sekitar mengenai parkir setiap hari Jumat. Keluhan ini kini masih ditindaklanjuti pihak pemkot.
Menurut Muhummad Alyatim, pemilik gym itu, pihaknya akan memenuhi syarat-syarat yang diminta Pemkot namun menolak untuk menghentikan pelaksanaan ibadah shalat Jumat.
“Kami menyelenggarakan ibadah Jumat ini merupakan bagian dari ajaran agama kami,” katanya.
Alyatim mengatakan, jika gym ini ditutup gara-gara digunakan shalat Jumat, anak-anak muda muslim di kawasan itu justru akan terpencar ke jalanan dan mungkin saja dengan gampang menjadi anggota geng.
Setiap Jumat di tempat ini sekitar 100an jamaah yang umumnya anak-anak muda hadir menjalankan ibadah.
Alyatim menjelaskan, gym ini dibangun untuk menampung anak-anak muda muslim dengan latar belakang Timur Tengah, pasca terjadinya kerusuhan besar di Cronulla.
Ia menambahkan, gym ini justru membantu komunitas dalam menekan angka kriminalitas.[]