Ahmad Fauzan Sazli
BOGOR, KabarKampus – Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia DPC Bogor menolak niatan pasangan Capres dan Cawapres Prabowo dan Hatta untuk mempercepat reforma agraria dengan memasukkan MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) sebagai bagian dari visi misinya. Mereka menganggap MP3EI akan semakin memperparah masalah agraria di Indonesia.
Desta Ardiyanto (Ketua DPC Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneia (GMNI) Bogor) mengatakan, dalam visi misi resmi Prabowo-Hatta tertera jelas niatan mempercepat reforma agraria, namun publik mesti jeli bahwa pasangan tersebut juga memasukan MP3EI.
“Dengan iming-iming pertumbuhan ekonomi tinggi, MP3EI mengeruk sumber daya alam kita secara eksploitatif. MP3EI akan semakin memperparah masalah agraria di Indonesia,” kata Desta, Senin, (26/05/2014).
Desta menjelaskan, dengan MP3EI, konsentrasi penguasaan sumber daya alam terutama tanah akan dipegang oleh segelintir orang/korporasi swasta asing lintas bangsa. Sementara rakyat hanya menjadi tenaga kerja murah di atas tanah-airnya sendiri.
Ia menambahkan, agenda reforma agraria sejati merupakan program pelaksanaan penataan ulang sumber agraria (tanah, hutan, tambang) menjadi lebih berkeadilan sosial bagi rakyat Indonesia. “Jadi mana mungkin Prabowo Hatta berniat melaksanakan reforma agraria sedangkan akan menjalankan MP3EI. Itu sangat bertentangan,” tuturnya.
Selanjutnya Desta mengatakan, MP3EI sangat bertentangan dengan agenda reforma agraria sesuai UUD 45 Pasal 33 dan UUPA 1960. MP3EI telah berdampak buruk bagi masifnya konflik agraria, kerusakan lingkungan hidup dan anti kedaulatan pangan.
“Maka MP3EI harus ditentang bahkan presiden depan harus berani mencabut Perpres No 32/2011. Jika tidak dicabut maka ke depan indonesia akan terus dilanda ketidakadilan sosial serta konflik agraria akan meletus dimana-mana,” tegas Desta.[]
