Mega Dwi Anggraeni
BANDUNG, KabarKampus – Peringatan Hari Buruh Sedunia tak lepas dari simbol-simbol. Di Bandung, Peringatan hari buruh sedunia diwarnai dengan gurita raksasa.
Gurita raksasa ini dibawa oleh Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI). Mereka membawanya ke depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Bandung, Kamis (1/05/2014).
Gurita tersebut berwarna hitam dan diusung oleh sekitar delapan orang. Para pengusung gurita ini melengkapi atribut mereka dengan mengenakan bendera beberapa negara, yang terbuat dari kertas.
Sudaryanto, Koordinator Lapangan KASBI mengatakan gurita yang mereka bawa merupakan simbol dari negara-negara yang saat ini tengah mencengkram sumber daya alam Indonesia. Bukan hanya mencengkram, negara-negara tersebut juga menggunakan sistem kapitalistik untuk menguasainya.
“Negara G8 ini seperti kaki gurita, mereka menciptakan sistem yang membuat kita tunduk dan takut oleh uang, semuanya selalu dikalkulasikan dengan uang. Sistem kapitalis yang jahat,” katanya kepada Kabar Kampus saat ditemui di sela-sela aksi.
Sudaryanto menambahkan, dalam aksi kali ini pihaknya berusaha menuntut pemerintah untuk memusnahkan sistem yang menurutnya telah menyengsarakan rakyat, terutama para buruh. Upaya tersebut, katanya disampaikan melalui sebuah pesan.
“Nantinya, gurita itu akan kami bakar. Hal itu menyimbolkan upaya perlawanan kami pada sistem kapitalisme,” tambahnya.
Bukan hanya Bandung, menurut Sudaryanto, KASBI di wilayah lain pun turut mengusung simbol negara kapitalisme itu dalam aksi memperingati hari buruh sedunia. Di antaranya, Karawang, Bekasi, Purwarkarta, dan Indramayu.
Untuk membuat satu gurita, KASBI membutuhkan dana sekitar 300 hingga 400 ribu rupiah. Dana tersebut diambil dari urunan anggota dan dijahit sendiri oleh rekan-rekan yang memiliki keahlian menjahit. Sementara pembuatannya, mereka membutuhkan waktu sekitar satu minggu.
“Guritanya di jahit oleh teman-teman yang memang bisa menjahit, setelah itu boneka diisi oleh jerami,” pungkasnya.
Dalam aksi kali ini, KASBI mengarahkan 20000 massa. Mereka mengenakan pakaian serba merah dan syal berwarna kuning, lengkap dengan panji-panjinya. Massa mendatangi Pusat Pemerintahan Provinsi Jawa Barat sekitar pukul 10.30 WIB.[]