.Ahmad Fauzan Sazli
JAKARTA, KabarKampus – Front Mahasiswa Nasional (FMN) menyikapi Debat Cawapres 2014 dengan tema pembangunan SDM dan Iptek yang digelar KPU pada Minggu (29/06/2014) Menurut FMN apa yang dikatakan kedua Cawapres soal Pembangunan SDM dan Iptek masih dalam kerangka normatif dan belum berkaitan langsung dengan kebutuhan pendidikan di Indonesia.
“Menurut kami debat cawapres kemarin masih belum berkaitan langsung dengan kebutuhan pendidikan Indonesia,yakni pendidikan yang dapat diakses oleh masyarakat serta pendidikan yang berkualitas sebagai modal memajukan taraf kehidupan masyarakat,” kata Rachmad P Panjaitan, Ketua Umum Front Mahasiswa Nasional.
Artinya menurut, Rachmad, kedua calon tidak berbicara bagaimana usaha mengatasi pendidikan dari hari ke hari semakin mahal, tuturnya.
Rachmad menuturkan, Hatta Rajasa, Cawapres No. urut 1, hanya menjelaskan sebatas pendidikan yang iklusif dan berkualitas, penambahan tenaga pengajar dan menambah anggaran riset. Sementara pasangan Jusuf Kalla, Cawapres No.2, menjelaskan pengembangan budi pengerti serta menjadikan guru sebagai agen perubahan.
“Artinya kedua calon tidak menyiggung bagaimana persisnya usaha-usaha kedua calon untuk memberikan pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia dengan dasar konstitusi yaitu pendidikan adalah hak seluruh masyarakat sebagai satu cita-cita Negara Indonesia didirikan,” ungkap Rachmad
Oleh karena itu, kata Rachmad, FMN memandang pendidikan belum menjadi prioritas visi misi dan program dari kedua pasangan Capres-Cawapres dalam Pilpres 2014. Mereka menilai bahwa wajah pendidikan di Indonesia akan tetap sama pasca pemilu presiden 9 Juli nanti, yakni pendidikan mahal serta pendidikan yang berkualitas rendah.