L. Sastra Wijaya dan Erwin Renaldi
Pasangan Jokowi-Kalla mendapatkan 8.666 suara, dari 9.951 suara yang sudah dihitung di Sydney hari Rabu (9/7/2014) malam.
Mereka yang memberikan suara kepada pasangan Prabowo-Hatta Rajasa sebanyak 1.285 sekitar 13 persen suara.
Dalam rincian lebih dalam, untuk Australia Selatan, yang mencakup Adelaide, dukungan terhadap Jokowi adalah 72 persen (488 suara), dan 183 suara untuk Prabowo.
Demikian halnya juga di Queensland (Brisbane), pendukung Jokowi sebanyak 81 persen (493 suara) sementara pendukung Prabowo sebanyak 112 suara.
Keadaan serupa juga terjadi di ibukota Australia Canberra, dimana Jokowi-Kalla mendapatkan 405 suara yang berarti 80 persen, dari 507 orang yang memberikan suara di sana dengan Prabowo-Hatta mendapatkan 102 (20 persen).
Sementara itu di Perth yang mencakup Australia Barat, mantan walikota Solo ini mendapatkan 2.645 suara, yang berarti 85 persen suaram sementara perolehan suara untuk kubu Prabowo-Hatta adalah 458 (15 persen).
Dan di daerah pemilihan Darwin, Prabowo mendapatkan 23 persen suara (90), sedangkan Jokowi-Kalla mendapatkan 77 persen (297).
Secara total suara di Australia adalah untuk kemenangan Jokowi-Kalla dengan 17.502 suara (87 persen).
Suara ini belum lagi ditambah dengan suara yang dikirim lewat pos, namun diperkirakan hasilnya tidak akan berubah signifikan karena jumlah suara yang dikrim lewat pos kecil.
“Saya melihat antusiasme masyarakat di Melbourne yang antri dari pagi, bagaimana mereka benar-benar merayakan demokrasi, saya belum pernah melihat hal seperti ini. Saya benar-benar merasakan bagaimana masyarakat Indonesia di sini (Australia) menunggu momen-momen untuk memilih presiden pilihannya.” kata Wawan Putra, mahasiswa Master of Evaluation di University of Melbourne kepada wartawan ABC Erwin Renaldi.
Puluhan anggota masyarakat asal Indonesia berkumpul hari Rabu (9/7/20140 di sebuah cafe, Garage Cafe di Melbourne guna merayakan selesainya perhelatan demokrasi terbesar di Indonesia tersebut.
“Indonesia lebih demokrasi, tapi harus terus mempertinggikan demokrasi. Dengan orang seperti Jokowi ada harapan untuk proses demokrasi di Indonesia. Untuk Jokowi, saya berharap hubungan Australia dan Indonesia lebih baik, dan saya mau hubungan ini menjadi lebih kuat.” kata Sam Sclansky, anggota Australia Indonesia Youth Association sementara itu Mannix Foster, warga Australia yang tinggal di Adelaide dan menyimpan ketertarikan dengan budaya Indonesia.
“Saya sangat bangga dengan Indonesia, jadi demokrasi Indonesia memang sudah berkembang. Saya berharap presiden baru nanti bisa melakukan banyak buat Indonesia dalam lima tahun kedepan. Saya pikir Jokowi sudah banyak melakukan untuk Solo dan Jakarta, jadi saya pikir dia memang akan jadi Presiden yang bagus. Dia belum banyak pengalaman hubungan internasional, jadi saya tidak tahu tapi berharap hubungan kita bisa makin erat.”
Sementara itu, Yacinta Kurniasih, dosen Bahasa dan Budaya Indonesia di Monash University yang merupakan pendukung Jokowi mengatakan lega dan menggembirakan dengan berita kemenangan sementara Jokowi.
“Namun ini belum berarti berhenti perjuangann. Yang pertama kami merasa berhasil karena total yang datang jumlahnya mencapai 6.300 dan hampir 88 persen sudah ditetapkan untuk Jokowi (menanggapi hasil penghitungan sementara Panitia Pelaksana Pemilu di Melbourne). Kepada para pendukung Prabowo saya mengajak berkonsiliasi, mengajak marilah kita bersama untuk membangun Indonesia.” katanya.
Sementara itu salah seorang pendukung Prabowo Didit Yudistira, seorang mahasiswa RMIT Melbourne yang juga hadir di mengatakan dia hadir di Garage Cafe guna merayakan pilpres yang berjalan lancar.
“Saya pendukung Prabowo. Saya datang kesini merayakan bagaimana pilpres di Indonesia ini berjalan lancar, bukan untuk merayakan dari satu calon. Meskipun yang saya dengar itu Jokowi menang di Melbourne, tapi saya datang bukan untuk itu. Saya merayakan kemenangan, keberhasilan, dan kelancaran pilpres di Indonesia.” katanya kepada Erwin Renaldi.[]