More

    Penelitian Mahasiswa UNY : Serem Quran Mampu Turunkan Nyeri Haid

    Ahmad Fauzan Sazli

    Peserta serem quran pada saat senam. Dok : UMY
    Peserta serem quran pada saat senam. Dok : UMY

    YOGYAKARTA, KabarKampus – Senam disminore dengan relaksasi murottal (Serem) Quran terbukti dapat menurunkan nyeri haid (disminore) yang banyak dialami oleh wanita usia produktif.  Hal ini dibuktikan dua mahasiswi Profesi Keperawatan dan tiga mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) UMY dalam penelitian mereka.

    Kelima mahasiswa tersebut yakni Eka Rora Suci Wisudawati, Syafrina Arbaani Djuria, Erita, Praditiana Indah Puspitasari, dan Agus Gunadi. Mereka melakukan penelitian selama 4 bulan sejak bulan Februari 2014 hingga Mei 2014 dan bertempat di PSIK UMY, terhadap 40 responden yang mengalami disminore

    - Advertisement -

    Menurut Eka Rora Suci Wisudawati selaku ketua tim penelitian, selama tiga bulan melakukan penelitian, dengan tahapan kegiatan screening, ​perizinan, persiapan, dan pelaksanaan penelitian kelompok intervensi dan kelompok kontrol.  Dari penelitian tersebut didapatkan ​hasil bahwa disminore pada kelompok intervensi menurun.

    “Berdasarkan hasil analisis datanya juga diperoleh bahwa t hitung adalah sebesar – 4.858. Nilai signifikansi p (value) =0,000 maka disimpulkan Ha diterima. Hal ini bermakna, senam disminore dengan teknik relaksasi murottal efektif untuk mengurangi disminore,” jelasnya seperti yang dilansir dalam laman UMY, (02/07/2014).

    Menurut Eka, bukti lain juga dapat diketahui dari pernyataan responden. Pada kelompok intervensi didapatkan jumlah responden berdasarkan skala nyeri sebelum intervensi (pre test) yaitu, berat sebanyak 7 responden (43.8 %), sedangkan ada 5 responden (31.2 %), dan ringan 4 responden (25.0 %). Sedangkan setelah intervensi (post test) terdapat penurunan skala nyeri yaitu berat sebanyak 1 responden (6.2%), sedang ada 2 responden (12.5 %), dan ringan ada 13 responden (81.2 %).

    “Pada kelompok kontrol didapatkan jumlah responden berdasarkan skala nyeri sebelum intervensi(pre test) yaitu berat ada 7 responden (35.0 %), sedang ada 8 responden (40.0 %), dan ringan ada 5 responden (25.0 %). Sedangkan setelah intervensi (post test) terdapat peningkatan skala nyeri yaitu berat ada 9 responden (45.0 %), sedang 6 responden (30.0 %), dan ringan 5 respenden (25.0 %),” ungkapnya.​

    Eka menjelaskan, untuk melakukan penelitian tersebut 40 responden yang telah terpilih dibagi ke dalam dua kelompok, yakni kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Kelompok kontrol merupakan kelompok responden yang tidak diperlakukan secara istimewa dengan diperdengarkan murottal (bacaan ayat-ayat Al-Qur’an).

    “Mereka tidak diberi perlakuan, karena hanya sebagai kontrol saja. Sementara kelompok intervensi diberi perlakuan dengan melakukan senam disminore dengan teknik relaksasi murottal,” ungkapnya.

    Responden kelompok intervensi tersebut, lanjut Eka, diklasifikasikan lagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok awal (responden yang tanggal haidnya di awal bulan), kelompok tengah (responden yang tanggal haidnya di pertengahan bulan), dan kelompok akhir (responden yang tanggal haidnya di akhir bulan). Masing-masing kelompok tersebut diberi intervensi sebanyak tiga kali, setiap satu bulan sekali. Dalam sekali intervensi satu kelompok itu diberi pelatihan senam disminore terlebih dahulu. Setelah itu ada proses relaksasi sembari mendengarkan murottal al-Qur’an. Murottal al-Qur’an yang dijadikan sebagai sarana relaksasi itu adalah surah Ar-Rahman,” tutur Eka, mahasiswi Program Profesi Keperawatan UMY.

    Praditiana Indah Puspitasari juga mengungkapkan bahwa olahraga atau senam merupakan salah satu teknik relaksasi yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri. Hal itu disebabkan saat melakukan olahraga/senam tubuh akan menghasilkan endorphine yang berfungsi sebagai obat penenang alami yang diproduksi oleh otak dan susunan syaraf tulang belakang, sehingga menimbulkan rasa nyaman.

    “Sedangkan manfaat murottal atau mendengarkan bacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an dengan bacaan yang tartil itu akan mendatangkan ketenangan jiwa. Karena Al-Qur’an sendiri juga telah menyatakan bahwa Al-Qur’an itu sebagai penyembuh bagi penyakit-penyakit yang berada dalam tubuh manusia. Hal tersebut bisa kita temui dalam Al-Qur’an Surah Yunus ayat 57,” ungkapnya.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here