More

    Pecat Mahasiswanya, Rektor Unas Dinilai Arogan

    A. Fauzan

    Universitas Nasional. Foto : fauzan
    Universitas Nasional. Foto : fauzan

    JAKARTA, KabarKampus – Mahasiswa Universitas Nasional menilai Rektor Universitas Nasional telah bersikap arogan. Penyataan mahasiswa ini terkait dengan dikeluarkannya sanksi pecat dan skorsing kepada mahasiswa Unas.

    Sadam, salah satu perwakilan mahasiswa yang mengatasnamakan Keluarga Besar Unas mengatakan, pemecatan kepada teman mereka tanpa melalui prosedur yang benar. Lebih parahnya lagi.seorangmahasiswa yang telah di Droup Out (DO) ditangkap di rumahnya oleh pihak kepolisian secara sepihak.

    - Advertisement -

    Selain itu menurut Sadam, langkah-langkah penyelesaian secara musyawarah atau demokratis yang dicoba oleh mahasiswa mendapat penolakan keras oleh pihak Unas. PihakRektoratselalumengabaikandiplomasidengan orang tua mahasiswa yang di DO  tersebut.

    “Bahkan sampai orang tua dari mahasiswa yang dipenjarakan datang ke kampus untuk menyelesaikan masalah ini namun  mendapat hasil yang sangat tidak memuaskan. Unas lebih memilih tetap memenjarakan mahasiswanya dengan prosedur yang belum jelas daripada menyelesaikannya secara demokratis,” terang Sadam kepada KabarKampus, Rabu, (13/08/2014).

    Oleh karena itu, menurut Sadam, ia menganggap sikap rektor tersebut merupakan sikap yang arogan. Untuk itu, KB Unas menuntut agar Unas tidak lagi otoriter dan arogan dalam menerapkan pola pendidikan dan kebijakan.

    Sanksi pemecatan dan skorsing kepada mahasiswa Unas ini sendiri diberlakukan kepada mahasiswa setelah mahasiswa membakar spanduk yang berisi SK Tata Tertib Kehidupan Kampus di gedung Blok 1 Unas pada 26 Juni 2014 lalu. Salah satu isi  SK tersebut adalah pengesahan dan pemberlakuan jam malam di Unas.

    Menurut Sadam, pemberlakuan jam malam tersebut tidak mewakili aspirasi dari sebagian besar mahasiswa,  utamanya kalangan aktivis kampus dan pengurus Lembaga Kemahasiswaan. Apalagi dalam pembuatan kebijakantersebut tidak ada sosialisasi.

    “SK jam malam itu dilakukan secara sepihak tanpa sepengetahuan mahasiswa. Seharusnyauntukmenjalankan proses demokrasi yang baik di kehidupankampus, sebagai pengayom, pembimbing,pihak rektorat harus melibatkan mahasiswa,” ungkap Sadam.

    Adapun sejumlah mahasiswa yang mendapat sanksi dari pihak kampus yakni, sebanyak 4 mahasiswa dipecat, 11 orang diskorsing, dan 11 orang lainnya mendapat peringatan keras.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here