JAKARTA, KabarKampus – Aksi demonstrasi mahasiswa menolak kenaikan BBM berlangsung ricuh di depan halte kampus UIN Jakarta, Kamis malam, (20/11/2014). Sebanyak tiga aktivis mahasiswa ditangkap polisi.
Bentrokan terjadi saat mahasiswa menghidupkan petasan di tengah-tengah aksi. Kemudian polisi langsung mendesak mahasiswa mundur dan membubarkan aksi dengan gas air mata.
Selain itu polisi juga menangkap tiga mahasiswa yang dianggap provokator. Mereka yang ditangkap adalah adalah Uya dan Bachroim aktivis GMI serta Pandi aktivis HMI.
Menurut Andri, humas aksi, saat mereka menghidupkan petasan, polisi langsung merapat, marah-marah, dan menangkap mahasiswa. Polisi juga menembahkkan gas air mata dari jarak dekat.
“Kami dihajar gas air mata sebanyak lebih dari lima kali. Kami pun mundur ke dalam kampus,” kata Andri.
Andri menjelaskan, dalam bentrok tersebut sempat terjadi perlawanan dari mahasiswa. Namun perlawanan tersebut hanya berlangsung setengah jam.
Andri mengungkapkan, mereka menolak kenaikan BBM karena kenaikan BBM telah berdampak sistemik. Harga-harga menjadi melambung tinggi.
“Keadaan ini membuat masyarakat miskin semakin kebingungan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya,” terang Andri.
Aksi mahasiswa yang mengatasnamakan Mahasiswa Bergerak ini terdiri dari mahasiswa dari sejumlah organisasi yakni GMI, Hamas Unas, GPPI, LASDI, Kamjak, serta IMM. Dalam aksi tersebut mereka menuntut turunkan harga BBM, nasionalisasi aset Indonesia, turunkan harga kebutuhan pokok, dan tolak komersialisasi pendidikan.