JAKARTA, KabarKampus – Sebaanyak lebih dari 500 aktivis BEM SI menggelar menyerbu Istana Negara, Jakarta, Kamis, (20/11/2014). Dalam aksinya mahasiswa menolak kenaikan BBM yang telah ditetapkan Presiden Jokowi.
Aksi ini dimulai dengan long march dari patung kuda menuju Istana Negara. Aksi kemudian dilanjutkan dengan teatrikal oleh STEI Tazkia Bogor, dan orasi secara bergantian dari perwakilan BEM.
Menurut Ivan Riansa, kebijakan Jokowi menaikkan harga BBM adalah tidak rasional. Itu karena Jokowi menaikkan harga BBM disaat minyak dunia turun.
“Kebijakan kenaikkan BBM ini juga tidak diikuti dengan persiapan tata kelola migas yang lebih baik,” terang Ivan.
Selain itu Ivan menjelaskan, selain belum ada tata kelola migas yang baik, kenaikan BBM ini juga tidak diikuti oleh jaringan pengaman sosial. Dimana rakyat kecil akan kena imbasnya.
“Untuk tiga kartu sakti Jokowi sendiri belum ada dasar hukumnya,” jelasnya jelas Ivan.
Aksi menolak kenaikkan BBM ini diikuti oleh 18 BEM SI dari berbagai provinisi di Indonesia. Diantaranya, BEM UI, BEM Unpad, BEM IPB, BEM Uncen, BEM STEI Tazkia, Universitas Brawijaya, dan UNJ. Aksi ini berlangsung damai dengan penjagaan polisi.[]