JAKARTA, KabarKampus – TolaMereka beranggapan dalih penyelamatan APBN dari krisis dan defisit dengan cara mengurangi subsidi dan menaikkan harga BBM tidak lah tepat.
BEM UI menawarkan solusi untuk pemerintah agar tidak menaikkan harga BBM. M. Ivan Riansa, Ketua BEM UI mengatakan, masih ada solusi jangaka pendek, menengah dan panjang yang dapat dilakukan oleh pemerintah.
“Solusi jangka pendek dengan hanya membolehkan pemakaian BBM bersubsidi untuk kendaraan umum dan motor. Sementara kendaraan selain itu diharuskan menggunakan BBM yang bernilai oktan lebih besar dari premium,” kata Ivan kepada KabarKampus, Kamis, (13/11/2014).
Menurutnya untuk solusi menengah dan panjang yang harus dilakukan pemerintah untuk menyelamatkan APBN adalah mengurangi belanja Kementerian atau lembaga yang tidak efektfif menaikkan pajak dan memberantas korupsi secara siknifikan.
Selain itu kata Ivan, kenaikan BBM akan memiliki dampak sosial pada masyarakat. Kenaikan BBM akan membuat harga-harga lain terutama pangan akan juga naik. Selain itu asumsi subsidi juga salah sasaran. Meskipun rakyat menengah ke bawah tidak merasakan subsidi, tetapi merekalah yang secara langsung merasakan beban ketika subsidi berkurang.
Selanjutnya menurut Ivan, permasalah BBM perlu dilihat dalam cakupan besarnya yakni tata kelola migas. Saat ini krisis minya belum diikuti upaya untuk diversifikasi energi. Selain itu pemerintahan juga belum secara serius memberantas mafia migas dan belum mampu menguasai blok-blok sumber migas yang saat ini dikuasai perusahaan asing.
“UU migas yang diharapakan untuk memayungi kepentingan itu pun masih terhambat. Sehingga negara sendiri masih lemah dalam penguasaan sumber daya alamnya sendiri padahal hal ini menjadi amanah konstitusi,” terangnya.