More

    Kesempatan Bagi Peneliti di Indonesia untuk Berkolaborasi dengan Australia

    ABC AUSTRALIA NETWORK
    Erwin Renaldi

    ilustrasi_ilmuwan
    Kesempatan membuka kerjasama antara peneliti di Indonesia dan Australia.

    Untuk lebih mendorong kerjasama di bidang penelitian dan keilmuan antara Indonesia dan Australia, dari Australian National University dan badan penelitian SMERU di Indonesia mengundang para peneliti di Indonesia untuk melakukan proyek kolaborasi.

    Indonesia Project Research Grants digagas oleh Indonesia Project, bagian dari Australian National University (ANU) di Canberra dan Lembaga Penelitian SMERU yang berada di Jakarta.

    - Advertisement -

    Kedua badan penelitian tersebut mengajak para peneliti untuk mengajukan proposal pendanaan untuk penelitian kolaborasi antara Australia dan Indonesia.

    “Program ini dapat memperkuat jaringan penelitian diantara dua negara, Australia dan Indonesia, selain juga menciptakan kolaborasi dan inisiatif baru,” ujar Robert Sparrow dari Indonesia Project di ANU.

    Dana yang akan diberikan untuk proyek penelitian bernilai antara A$ 5.000 hingga 15.000 atau sekitar Rp 50 hingga 150 juta, untuk penelitian selama 12 bulan.

    Sparrow memberikan contoh dari beberapa proyek penelitian yang didanai dari Indonesia Project. Misalnya Sudi Mungkasi dari Universitas Sanata Dharma dengan Stephen Roberts dari ANU yang bekerja sama dalam membuat simulasi baji lewat model komputer.

    “Pendanaan ini digunakan untuk memprediksi banjir di musim hujan di Jakarta,” ujar Sparrow.

    Selain itu adapula kerjasama antara peneliti asal Universitas Padjajaran di Jatinangor, Jawa Barat, Ronnie Natawidjaja dengan Anoma Ariyawardana dari University of Queensland.

    “Dana yang didapatkan keduanya digunakan untuk membangun kerjasama baru dalam proyek penelitian pengembangan perusahaan hortikultur di Indonesia,” jelasnya.

    Mereka yang bisa mendaftar proyek pendanaan ini adalah para peneliti yang telah memiliki posisi di universitas-universitas atau lembaga penelitian.

    “Jadi mahasiswa tidak bisa mendaftar. Hanya saja nanti saat penelitian dilakukan, mahasiswa boleh saja dilibatkan dalam proyeknya. Malah kita mendukung agar mahasiswa dilibatkan dan mendapat pengalaman sebagai peneliti,” jelas Sparrow.

    Hanya saja mereka yang mengajukan dana bantuan dari Indonesia harus sudah memiliki atau mencari peneliti yang mau diajak bersama di Australia.

    “Kami paham kesulitan untuk mencari partner peneliti di Australia, kita juga seringkali mendapat email yang mengutarakan masalah ini. Kami mencoba untuk mencocokkan sebisa mungkin,” kata Sparrow.

    “Tentu saja sulit bekerja dengan seseorang yang belum pernah kerja bersama kita, jadi kita anjurkan agar memilih dengan hati-hati siapa yang akan menjadi mitra kita dalam melakukan penelitian.”

    Pemohon utama harus seorang peneliti utama di lembaga yang bermitra dengan Indonesia, dan pemohon kedua harus seorang peneliti yang berbasis di lembaga yang bermitra dengan Australia.

    Sparrow menjelaskan obyek penelitian harus mengenai Indonesia, terutama di bidang perdagangan dan industri,;politik dan pemerintahan; pertanian, sumber daya alam, dan lingkungan; atau kebijakan sosial.

    Formulir pendaftaran bisa didapatkan di sini, atau kunjungi situs ANU berikut. Pendaftaran akan ditutup pada Februari 2015 mendatang. []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here