More

    Jenazah AirAsia Sulit Diidetifikasi, Unpad Tambah Ahli Forensik Gigi ke Surabaya

    Belly Sam, drg., M.Kes. saat melakukan analisa digital radiograf gigi di kamar jenazah RS Bhayangkara Surabaya. Dok. Unpad
    Belly Sam, drg., M.Kes. saat melakukan analisa digital radiograf gigi di kamar jenazah RS Bhayangkara Surabaya. Dok. Unpad

    BANDUNG, KabarKampus – Telah sebulan pesawat Air Asia QZ8501 tenggelam di Selat Karimata. Ini membuat identifikasi jenazah, baik identifikasi melalui sidik jari maupun pemeriksaan DNA makin sulit. Penyebabnya adalah kerusakan bagian tubuh korban karena air laut.

    Menurut Dr. Nina Djustiana, drg., M.Kes., Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Unpad, mengatakn, ada kondisi tersebut, keberadaan gigi korban menjadi sangat vital dalam proses identifikasi. Gigi adalah satu-satunya struktur biologi yang sangat dan tahan terhadap berbagai kondisi yang ekstrim seperti tahan pada suhu yg sangat tinggi, tahan dari pengaruh kimiawi dan tidak berubah dengan umur jutaan tahun walaupun terkubur di dalam tanah.

    “Masih banyak lagi sifat sifat unik gigi yang dapat bermanfaat dalam membantu mengidentifikasi manusia,” ujar Nina.

    - Advertisement -

    Nina menuturkan, dalam membantu tim DVI (Disaster Victim Investigation) yang bertugas mengidentifikasi korban jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501, Unpad telah mengirimkan dua tim ahli forensik gigi.  Rencananya Unpad juga akan memberangkatkan tim ketiga ke RS Bhayangkara Surabaya, tempat dilakukannya identifikasi jenazah.

    Ia menjelaskan, tim kedua bertugas di RS Bhayangkara Surabaya pada 24 Januari 2015 hingga 27 Januari 2015 hari ini. Tim ini terdiri dari tiga dokter gigi dari Departemen Radiologi Kedokteran Gigi FKG Unpad, yaitu Belly Sam, drg., M.Kes., Ali, drg dan Grace, drg. Belly Sam adalah memiliki kompetensi radiologi forensik dan pernah pula terlibat sebagai tim identifikasi korban kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak Bogor pada Mei 2012 lalu.

    Sementara itu, Belly Sam menuturkan, pada Sabtu (24/01/2015) dan Minggu (25/01/2015) lalu telah dilakukan identifikasi via radiograf terhadap 8 jenazah. Tiga jenazah tidak dapat dilakukan pemeriksaan radiografi gigi karena dua ditemukan tanpa kepala dan satu hanya berupa organ kaki sampai pinggang.

    “Identifikasi jenazah melalui forensik gigi bisa lebih cepat. Dari beberapa jenazah yang hancur, giginya masih bisa diidentifikasi,” tambah Fahmi Oscandar, drg., MKes,SpRKG, salah satu dokter di tim pertama FKG Unpad yang bertugas di RS Bhayangkara pada 1-4 Januari 2015 lalu.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here